Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
2
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
24 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
3
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
8 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
4
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
7 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
5
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
6 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Hormati Keinginan Rakyat Berpisah dengan Uni Eropa, David Cameron Mundur Sebagai PM Inggris

Hormati Keinginan Rakyat Berpisah dengan Uni Eropa, David Cameron Mundur Sebagai PM Inggris
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengumumkan pengunduran dirinya setelah publik Inggris memilih keluar dari Uni Eropa, Jumat, 24 Juni 2016. (republika.co.id)
Jum'at, 24 Juni 2016 20:30 WIB
LONDON - Inggris dipastikan ke luar dari Uni Eropa, setelah pro-Brexit memenangkan referendum. Perdana Menteri Inggris David Cameron menilai keinginan warga Inggris harus dihormati karena itu dia akan mundur pada Oktober mendatang.

"Warga Inggris telah memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa dan kemauan mereka harus dihormati. Kehendak Inggris adalah instruksi yang harus disampaikan," ujar Cameron.

Cameron sebelumnya mendesak warga Inggris untuk memilih negara tersebut tetap menjadi bagian Uni Eropa. Ia memperingatkan konsekuensi ekonomi dan keamanan jika Inggris keluar. Namun, nyatanya 52 persen warga Inggris memilih untuk keluar Uni Eropa, sementara 48 persen lainnya memilih tetap.

Menurut Cameron, kepemimpinan baru diperlukan untuk memimpin Inggris.  Cameron membuat pengumuman pengunduran dirinya dalam sebuah pernyataan di luar Downing Street setelah hasil akhir diumumkan pada Jumat (24/6).

Cameron mengatakan, ia akan menjaga "kapal" tetap tenang selama beberapa pekan dan bulan mendatang, tetapi kepemimpinan segar tetap diperlukan.

Didampingi oleh istrinya, Samantha, Cameron mengatakan ia telah memberitahu ratu mengenai keputusannya untuk tetap menjabat dalam jangka pendek. Kemudian, ia mengatakan akan menyerahkan kepemimpinannya kepada perdana menteri baru saat konferensi Konservatif pada Oktober.

Menurut dia ini akan menjadi tugas perdana menteri baru untuk melakukan negosiasi dengan Uni Eropa dan menyerukan Pasal 50 Perjanjian Lisabon, yang akan memberikan Inggris waktu dua tahun untuk menegosiasikan pengunduran dirinya.***

Editor:sanbas
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/