8 Fakta Miris Tentang Ayah Marshanda

8 Fakta Miris Tentang Ayah Marshanda
Foto Marshanda dan ayahnya. (tempo.co)
Rabu, 30 Maret 2016 07:44 WIB
JAKARTA - Irwan Yusuf, ayah kandung artis Andriani Marshandra alias Chacha, terjaring operasi pengemis oleh petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan di kawasan Jalan Bangka IX, Pela Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (24/3/2016).

Selama beberapa hari publik pun dihebohkan dengan pemberitaan Irwan Yusuf ini. Kini Irwan Yusuf sudah dijemput pulang oleh keluarganya. Namun, di balik penangkapan ayah kandung Marshanda itu ada sejumlah fakta miris yang berhasil ditelusuri Tempo. Berikut ini faktanya:

1. Ditendang Sebelum Ditangkap

Menurut saksi mata bernama Rustam, Irwan ditangkap oleh petugas Dinas Sosial sekitar pukul 14.30 WIB, tepat di depan toko miliknya, Rustam Tailor. "Dia lagi minta-minta, baru jalan dua langkah lalu ada petugas datang nangkap dia," kata Rustam kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 29 Maret 2016.

Saat itu Irwan mengenakan baju hijau lusuh dan celana pendek dengan robek di bagian paha dalam. Saat ditangkap, Rustam mengatakan dua petugas yang turun dari mobil Kamtib memegang tangan Irwan. "Dia (Irwan) berontak, terus sempat lari lalu kakinya ditendang, dia jatuh di situ (depan toko Rustam)," katanya.

Rustam melihat tubuh gempal Irwan tersungkur di depan tokonya. Ada lecet di dekat siku Irwan. "'Sudah kamu ikut saja'," kata Rustam mengutip omongan petugas kepada Irwan. Warga yang melihat, kata Rustam, memberitahu petugas Irwan memiliki anak seorang artis. Petugas tetap membawa Irwan tanpa perlawanan.

2. Pengemis yang Apes

Rustam, pemilik toko Rustam Tailor, mengatakan, Irwan sosok pendiam namun sopan. Saat meminta-minta, Irwan juga tidak pernah mengganggu warga sekitar maupun dirinya. Hal tersebut juga dikuatkan oleh Ahmad, penjual bakso di pertigaan di Jalan Bangka IX, Pela Mampang, Jakarta Selatan, tempat Irwan ditangkap.

Ahmad mengatakan, Irwan sering terlihat jalan-jalan di sore hari, namun jarang terlihat mengemis. "Pernah waktu itu minta-minta di tempat saya. Dia kalau ngemis sopan. 'Pak numpang ngemis, seribu dua ribu saja'. Kalau lagi ramai dia enggak berani minta-minta, kecuali kalau sepi."

Dalam penangkapan oleh Dinas Sosial, menurut Rustam, memang Irwan sempat berontak. Petugas tetap membawanya. Irwan pun menurut, lalu naik ke mobil tanpa perlawanan. "Saya 8 tahun di sini baru lihat ada petugas lewat sini. Pengemis dan pengamen banyak di sini tapi Pak Irwan yang ditangkap. Lagi apes dia," ujar Rustam.

3. Ditinggalkan Wanita Cantik

Warga Jalan Bangka berinisial ER, yang mengaku teman akrab Irwan meluruskan pemberitaan beberapa media. Salah satunya mengenai kehidupan pernikahan Irwan. Ia mengatakan, setelah bercerai dengan Rianti Sofyan, ibu kandung Marshanda, Irwan menikah lagi dengan seorang wanita asal Sukabumi bernama Hera.

"Cantik sekali orangnya. Rianti saja kalah cantiknya. Dari Hera dia punya anak tiga. Dia cerai sama ibunya Marshanda karena ketemu Hera ini," kata ER kepada Tempo, Selasa, 29 Maret 2016. Setelah menikahi Hera, Irwan tinggal di rumah kontrakan di Jalan Bangka XI. Namun, pernikahan keduanya tidak berjalan mulus.

ER mengatakan Hera terpaksa meninggalkan Irwan yang sudah tidak mampu menafkahi dia, bahkan untuk membayar kontrakan pun ia tidak mampu. Soal kabar pernikahan Irwan Yusuf dengan Hera yang disebut-sebut cantik itu belum terkonfirmasi. Tempo masih berupaya meminta tanggapan Marshanda dan Rianti.

4. Antara Kuburan dan Pasar

Dalam kesehariannya, ER, yang mengaku teman akrab Irwan, mengatakan Irwan biasa menghabiskan waktu di pasar dan kuburan di kawasan Jalan Bangka IX. Menurut ER, tidak banyak warga yang mengajak Irwan berbicara. Irwan biasanya duduk di kedai makan milik Bu De yang terletak di depan Pasar Baru Bangka.

Irwan juga suka menceritakan keluh kesahnya kepada tiga teman akrabnya yang lain, yakni berinisial I, A, dan Y. Sebenarnya, ER beberapa kali meminta keluarga Irwan mencegahnya balik lagi ke kawasan itu. Setiap kali dibawa keluarganya untuk berobat, Irwan selalu kabur dan hidup melarat di sekitar Jalan Bangka.

Pernah ER membawa Irwan sekali ke musala dan memintanya bersih-bersih supaya diperbolehkan tidur di sana. Namun, Irwan menolak dan memilih tidur di kuburan, bajaj, atau pasar. ER mengaku terakhir kali bertemu Irwan sebelum ditangkap petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Kamis lalu. ER memberikan Rp 5.000 kepada Irwan karena merasa kasihan.

5. Diduga Pernah Dibawa ke Rumah Sakit Jiwa

Irwan diduga pernah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Ihwal kabar Irwan yang dibawa ke rumah sakit itu diperoleh Tempo dari ER. Ia mengaku teman akrab Irwan saat masih berada di Jalan Bangka. ER menuturkan, Irwan dua kali kabur setiap dibawa ke rumah sakit jiwa.

 "Pertama dia dibawa sama keluarganya, sebulan kemudian dia balik lagi ke sini," kata ER. Sebelum penjemputan yang kedua kalinya, ER sempat menghubungi pihak keluarga Irwan untuk menjemputnya di dekat kuburan Jalan Bangka. Tak lama kemudian datang ambulans dari RSJ Dharmawangsa.

"Ada empat petugas yang masuk ke kuburan itu, lalu salah satunya menyuntikkan obat bius ke Irwan dan dibawa ke ambulans," kata ER. Saat dikonfirmasi, Widodo, juru bicara RSJ Dharmawangsa, mengatakan ia belum memastikan ada atau tidaknya nama Irwan Yusuf terdaftar sebagai pasien.

Sopir ambulans RSJ Dharmawangsa yang mengaku bernama Hawal, menyebut banyak orang gila yang dia jemput dari Jalan Bangka. "Ada banyak, saya lupa. Tanya ke Pak Widodo saja ya," ujar Hawal. Sepintas, menurut ER, orang yang tidak mengenal Irwan menganggapnya orang gila. "Kalau lagi enggak kumat sih enak ngobrolnya," kata ER.

6. Suka Berhalusinasi

ER mengatakan Irwan Yusuf suka berhalusinasi dan mengobrol dengan dirinya sendiri. Cerita ini ditegaskan pemilik warung di sekitar Jalan bangka. "Dia pernah bawa laptop rusak ke sini, terus dia bicara sendiri," kata Bu De, pemilik warung di Pasar Baru Bangka, Jakarta Selatan, Selasa, 29 Maret 2016.

Suami Bu De yang sedang makan siang di tempat itu juga menuturkan bahwa Irwan biasanya suka memesan dua gelas kopi di warung mereka, yaitu kopi hitam dan kopi susu. "Kopi hitam buat dia, sedangkan kopi susu buat temannya yang dari dunia lain mungkin," kata pria yang enggan disebut namanya itu.

ER, sopir ojek sekaligus teman akrab Irwan, juga menuturkan hal serupa. Irwan, menurut dia, suka berbicara mengenai bisnis dengan seseorang. Irwan menunjukkan dia seolah-olah sedang berbicara dengan dua orang. Padahal, kata ER, sosok yang diajak bicara itu adalah Irwan sendiri dengan mengganti suaranya.

7. Suka Menyombongkan Diri

ER mengaku bisa akrab dengan Irwan karena sering membantunya. Ia mengaku pernah memberi Irwan pakaian karena melihat baju Irwan sudah usang. Meski berteman akrab, keduanya pernah beberapa kali bersitegang. Sebabnya, ER menganggap Irwan, meski dalam keadaan serba kekurangan, Irwan masih menyombongkan diri.

Misalnya, kata ER, pakaian yang dikenakan Irwan sampai lusuh langsung dibuang bila ia mendapat pakaian baru. "Padahal kan bisa dicuci. Malah dapat baru yang lama dibuang. Tapi, setelah itu saya sama dia akrab lagi. Saya enggak sukanya karena dia suka meninggi, padahal keadaanya seperti itu."

Kedekatan ER dan Irwan juga diakui oleh Bu De, pemilik warung di kawasan Pasar Baru Bangka, Jakarta Selatan. "Dia kalau makan sama temannya di sana (menunjuk kursi dan meja di samping warung). Si bapak itu (merujuk kepada ER) yang suka mengobrol sama dia," kata Bude.

8. Bisnis yang Amburadul

ER menuturkan sudah cukup lama mengenal Irwan. Bahkan, ia pernah diajak Irwan yang kini berusia 48 tahun itu ke rumah orang tuanya di kawasan Buncit Indah, Jakarta Selatan. "Waktu itu saya mengantarkan dia ambil duit," kata ER kepada Tempo, Selasa, 29 Maret 2016.

Dua tahun lalu Irwan masih suka memintah jatah bulanan kepada keluarganya. Namun, sebelum penangkapan itu, Irwan tidak lagi meminta jatah. ER mengatakan, ada temannya yang lain pernah mengantar Irwan ke rumah Rianti di Menteng. Irwan suka meminta duit kepada Marshanda. "Sudah lama. Itu sebelum si Chacha pindah ke apartemen."

   ER menduga lantaran selalu mendapat uang dengan cara mudah dan tanpa usaha menyebabkan Irwan menjadi pribadi yang malas. "Dia pernah diberi modal ratusan juta sama orang tuanya. Buka usaha pengelolaan udang galah di Anyer, lalu bangkrut. Minta duit lagi, ya enggak dikasih," katanya. Tempo masih berupaya meminta konfirmasi terkait cerita ER ini.***

Editor:sanbas
Sumber:tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/