Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
9 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
9 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Sepakbola
9 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
9 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
9 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
5 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Tiga Insiden Warnai Sidak Menteri Yuddy

Tiga Insiden Warnai Sidak Menteri Yuddy
Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi mendengarkan keluhan warga terkait pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, Senin (4/1/2016).
Senin, 04 Januari 2016 20:18 WIB
JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi menemukan sejumlah permasalahan ketika melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di tiga instansi dan fasilitas pelayanan publik pada hari pertama  masuk kerja tahun 2016, Senin (4/1/2016).


Saat sidak di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta di Jl. S. Parman, Yuddy menerima keluhan dari seorang warga yang merasa kesal karena merasa mendapat pelayanan yang semestinya, saat mengurus pergantian nama anaknya. ''Saya dipingpong pak. Saya sudah menyerahkan berkas sejak pagi tadi, tapi petugas tidak memberikan kepastian, kapan selesesainya,'' ujar seorang laki-laki yang mengaku tinggal di Jakarta Selatan ini.

Tak urung, Yuddy pun mencari tahu, dan memanggil petugas yang tadinya menerima berkas. Meski harus menunggu beberapa menit, akhirnya petugas itu turun ke loket pelayanan dan menjelaskan, bahwa pihaknya masih menangani berkas yang diserahkan warga tersebut. “Hari ini selesai pak,” ujarnya setelah ditanya Menteri, kapan selesainya.

Namun Menteri Yuddy wanti-wanti kepada pimpinan instansi tersebut agar memasang informasi, baik mengenai standar pelayanan serta maklumat agar masyarakat mengetahui mulai dari syarat, biaya dan waktu yang diperlukan dalam setiap pelayanan.

Satu hal yang menggembirakan di Dukcapil, dari 103 pegawai yang ada, hanya lima orang yang tidak masuk karena cuti. Pelayanan pun berjalan normal, dan tampak masih banyak warga yang tengah antre di ruang tunggu untuk mengurus berbagai surat kependudukan dan catatan sipil.

Dari Dukcapil, Menteri yang didampingi Deputi Pelayanan Publik Mirawati Sudjno dan Deputi Kelembagaan dan Tatalaksana Rini Widyantini merangsek ke Kantor Walikota Jakarta Barat.

Ruangan Sekretaris Kota menjadi sasaran kunjungan Yuddy. Tapi ternyata yang empunya ruangan tidak ada di tempat. ''Sejak jam satu siang tadi Bapak pergi,'' ujar salah satu Sekretaris Sekot. Tidak percaya kalau Sekkot tak ada di tempat, Yuddy pun melihat langsung isi ruang kerjanya, dan benar saja memang kosong.

Masih di Kantor Walikota, Yuddy menuju kantor Dinas Pendapatan dan Keuangan Daerah. Meski tampak ada beberapa pegawai, namun mereka tak menyadari kalau seorang Menteri tengah menyambangi. “Mana Pak Kepala,” sergah Yuddy.

Namun para pegawai seolah tak mengacuhkan sapaan Menteri, dan terus saja beraktivitas, sehingga membuat ajudan harus minta agar dipanggilkan petinggi kantor tersebut. Tak lama kemudian, satu per satu pegawai keluar dari ruangan, yang katanya sedang makan, meski waktu sudah jam 14 lewat.

Dari pengakuan sang Kepala unit kerja tersebut, kantor ini diampu oleh 26 PNS, dua orang sakit permanen dan ada lima yang cuti. Yuddy tak lama di ruang ini, dan langsung menuju ke ruang kantor kepegawaian, dan dilanjutnkan ke Kesbang Pol. Saat itu Walikota Jakarta Barat Effendi Annas yang mengaku tengah rapat di Badan Kepegawaian Daerah (BKD), datang dan menyambangi Yuddy. Sidak pun berlanjut ke PTSP, yang terlihat sudah sepi.

Menteri yang sebenarnya mengagumi bangunan di Kantor Walikota Jakarta Barat yang dinilainya cukup megah ini, menyayangkan kurangnya perawatan. Yuddy sempat menunjuk langit-langit lorong di lantai 2 yang bocor. Demikian juga saat menengok ruang VVIP, yang merupakan ruang pertemuan, yang juga kurang terawat. ''Aset yang dibangun dengan uang rakyat ini mestinya dirawat dengan baik. Di sinilah pentingnya revolusi mental bagi aparatur negara,'' ujarnya.

Dari Walikota Jakarta Barat, Menteri langsung menuju Bandara Soekarno Hatta. Namun Yuddy sempat singgah di Mapolresta, untuk sekadar Shalat Azhar. Terminal 1A menjadi lokasi yang disambangi pertama saat Yuddy tiba di Bandara. Selain menemukan adanya sebuah sarana bertuliskan Balai Karantina yang tak berpenghuni, Yuddy berbincang-bincang dengan para penumpang pesawat yang tengah menunggu bagasi.

Yuddy kaget karena seorang ibu yang baru tiba dari Surabaya mengatakan bahwa dirinya sudah menunggu sekitar setengah jam, bagasinya belum juga tiba. “Sudah setengah jam belum juga tiba,” sergah Menteri seraya minta dipanggilkan salah satu petugas dari maskapai swasta tersebut.

Yuddy menyarankan, kalau sudah sekitar seperempat jam bagasi belum juga tiba di tempat pengambilan bagasi, mestinya pihak maskapai memberitahukan kepada penumpang, sehingga mereka tidak gelisah. ''Jangan dibiarkan begitu saja, karena meskipun swasta, pelayanan harus diutamakan,'' imbuhnya.

Bukan hanya terminal 1 yang menjadi perhatian Yuddy. Dengan berjalan kaki, Menteri dan rombongan menuju terminal 2, khususnya di terminal internasional. Tampaknya, Menteri masih menemukan persoalan yang sama dengan beberapa waktu sebelumnya. Hanya sebagian dari fasilitas di Bea Cukai yang dibuka, sementara penumpang cukup banyak.

Seorang petugas menyatakan bahwa kekurangan pegawai, tanpa menjelaskan alasannya. Namun Yuddy tak puas dengan penjelasan itu, sehingga Menteri menelpon langsung Dirjen Bea Cukai untuk mendapat penjelasan, dan memberikan arahan agar masalah ini dibenahi.

Dalam kesempatan itu, Yuddy menjelaskan bahwa Bandara Soekarno Hatta merupakan pintu masuk terbesar bagi wisatawan asing, bersama dua bandara lain, yakni Ngurah Rai di Denpasar, dan Hang Nadim di Batam. “Pemerintah sangat berkepentingan terhadap pelayanan publik di bandara, terutama tiga bandara ini,” ujarnya kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa sejak beberapa bulan lalu pihaknya melakukan evaluasi terhadap sejumlah bandara. (rls)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/