Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
21 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
2
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
12 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
8 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Nasional
8 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
8 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

3 Wanita Bergabung dengan Kelompok Bersenjata Pimpinan Santoso, Ini Motivasinya

Jum'at, 01 Januari 2016 22:43 WIB
PALU - Tiga perempuan bergabung bersama kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso. Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Kapolda Sulteng) Brigadir Jenderal Polisi Idham Aziz mengatakan, tiga perempuan itu adalah para janda dari Bima, Nusa Tenggara Barat.  "Tiga perempuan itu adalah istri dari Santoso, Basri, dan Ali Kalora," kata Idham Aziz di Palu, Jumat 1 Januari 2016.

Idham Azis mengatakan, Polda Sulteng mengumumkan bahwa tiga perempuan tersebut bernama julukan Umi Fadel, Umi Mujahid dan Umi Delima. Menurut Idham, mereka masuk ke wilayah Sulteng, kemudian bergabung bersama Kelompok Santoso untuk membalaskan dendam mantan suami mereka terdahulu yang meninggal dunia.

"Berdasarkan data intelijen, tiga perempuan itu berasal dari Bima. Mereka tidak mau turun dari Poso dan ingin bersama-sama suaminya saat ini. Kata mereka, lebih baik mati sahid mendampingi suami-suaminya di sana," ungkapnya.

Polda Sulteng belum bisa memastikan tiga perempuan tersebut masuk melalui jalur mana hingga akhirnya bisa bergabung bersama Kelompok Santoso. "Wilayah pergerakan mereka ada dalam kawasan hutan seluas sekitar 2.400 kilometer persegi, sehingga ada banyak jalan untuk masuk," ujarnya.

Walaupun demikian, Polda Sulteng memastikan kalau mereka tidak bisa keluar jauh meninggalkan Poso dan hanya bisa beraktivitas di hutan pegunungan setempat.

Hal tersebut dikarenakan posisi mereka semakin terjepit, logistik semakin kurang dan personel keamanan terus mengepung, demikian Brigjen Pol Idham Aziz.***

Editor:anbas
Sumber:tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/