Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Sumatera Barat
21 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Sumatera Barat
21 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
3
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
21 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
4
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
21 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
5
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
21 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
6
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Berikut Harapan DPR Terhadap Bos Baru Freeport

Berikut Harapan DPR Terhadap Bos Baru Freeport
Ilustrasi.
Rabu, 23 November 2016 17:17 WIB
JAKARTA - Chappy Hakim resmi ditunjuk sebagai presiden direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia yang baru. Dia menggantikan Maruf Sjamsuddin yang mengundurkan diri.

Anggota Komisi VII DPR Kurtubi berharap, Chappy bisa memimpin Freeport secara harmonis dengan memperhatikan kepentingan negara dan juga korporasi.

"Kepentingan negara untuk memaksimalkan penerimaan negara bagi kemakmuran rakyat sesuai undang-undang yang berlaku. Serta kepentingan korporasi (PTFI) yang menginvestasikan dana besar bagi kepentingan shareholdernya," ujar politisi NasDem ini di Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Selain itu, Kurtubi juga meminta pemerintah dan PT Freeport segera memenuhi keinginan rakyat Papua. Seperti, yang pernah disampaikan Bupati Timika pada saat kunjungan kerja (Kunker) Komisi VII ke PT Freeport beberapa waktu  lalu.

"Keinginan mereka jelas smelter harus dibangun di Papua bukan di Gresik. Karena hal tersebut bisa mengurangi kesenjangan antara daerah penghasil tambang dengan Indonesia Barat (Jawa)," ungkap Kurtubi.

"Pembangunan smelter pasti menciptakan lapangan kerja dan 'multiplier effect' di Papua. Ini untuk keadilan mereka yang menderita akibat pencemaran dari kegiatan tambang," ujarnya.

Dijelaskannya, pembangunan smelter di Papua turut mendorong masuknya industri lain yang menggunakan output smelter, seperti kabel listrik dan pabrik pupuk."Yang paling penting tidak ada ongkos angkut konsentrat dari Papua ke Gersik," tandas dia.

"Selain itu ini untuk menjaga Papua tetap dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Dan mempercepat pembangunan infrastrukrur di Papua," pungkasnya. (rls)

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Ekonomi, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/