Berjarak 5 Ribu Kilometer dari Daratan Utama, Pasir Putih di Pulau Tanpa Penghuni Ini Dipenuhi Sampah Plastik

Berjarak 5 Ribu Kilometer dari Daratan Utama, Pasir Putih di Pulau Tanpa Penghuni Ini Dipenuhi Sampah Plastik
Pulau Henderson dipenuhi sampah plastik. (grid.id)
Rabu, 25 April 2018 21:10 WIB
JAKARTA - Jaraknya 5 ribu kilometer dari daratan utama, tidak berpenghuni dan jarang terjamah manusia, namun pasir putih di Pulau Henderson dipenuhi sampah plastik.

Dikutip dari dream.co.id, pantai pulau terpencil itu disesaki sampah plastik, seperti jaring ikan, pelampung, botol air, helm, potongan-potongan plastik besar persegi panjang dan lain-lain.

Dilansir Amusing Planet, Rabu (25/4/2018), para peneliti memperkirakan ada sekitar 38 juta keping plastik, dengan berat total 18.000 kg, tersebar di sekitar perairan pulau itu.

Mayoritas puing-puing — sekitar 68 persen — bahkan tidak terlihat, karena terkubur di bawah pasir.

Setiap meter persegi pantai Henderson memiliki antara 20 sampai 670 keping plastik di permukaan dan antara 50 sampai 4.500 buah yang terkubur setinggi 10 sentimeter.

Sekitar 3.750 potongan sampah baru 'datang' di pantai utara pulau itu setiap hari. Jika perkiraan ini benar, Pulau Henderson mungkin memiliki kepadatan pencemaran plastik tertinggi yang dilaporkan di mana pun di dunia.

Asal Sampah

Kolam raksasa yang disebut laut, tentu saja. Pulau Henderson terletak di pinggiran Southern Pacific Gyre, sebuah arus laut besar berputar antara Australia dan Amerika Selatan, yang dibatasi oleh Khatulistiwa.

Pola rotasi gyre menarik sampah dari seberang Samudera Pasifik Selatan dan benua-benua yang jauh dan menyimpannya di pantai Henderson.

Fenomena serupa terjadi di belahan bumi Utara, di mana plastik dari sekitar Samudera Pasifik Utara memenuhi pantai Kamilo Hawaii.

Jennifer Lavers, seorang ilmuwan di University of Tasmania yang memimpin penelitian, telah menelusuri sumber puing-puing di Pulau Henderson ke 24 negara berbeda dari setiap benua.

Setelah tanah plastik di pulau itu, radiasi sinar UV matahari membuat plastik rapuh dan mereka pecah menjadi ratusan atau bahkan ribuan keping, beberapa di antaranya kurang dari 2 milimeter. Sampah-sampah itu terkubur di pasir dan menjadi bagian permanen dari pulau itu.***

Editor:hasan b
Sumber:dream.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/