Kata Pengamat, Ini Penyebab Terjadinya Kesalahan Penulisan Ayat Alquran dan Hadis dalam Buku Pendidikan Agama Islam

Kata Pengamat, Ini Penyebab Terjadinya Kesalahan Penulisan Ayat Alquran dan Hadis dalam Buku Pendidikan Agama Islam
Santri belajar membaca Alquran di TPA. (republika.co.id)
Minggu, 29 Oktober 2017 19:50 WIB
JAKARTA - Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Kementerian Agama (Kemenag) menemukan banyak buku pendidikan agama Islam (PAI) yang penulisan dan terjemahan ayat Alquran dan hadis di dalamnya keliru.

Pengamat Pendidikan Islam Jejen Musfah menilai, banyaknya kesalahan penulisan ayat suci Alquran dalam buku PAI tersebut dikarenakan adanya penerbit yang pragmatis.

''Kalau salah karena begini, buku PAI sangat banyak. Penulisnya juga beragam, tentu kalau pengalaman saya ada penerbit yang itu, pragmatis,'' kata Jejen, kepada republika.co.id, Ahad (29/10).

Ia menuturkan, setiap menjelang tahun ajaran baru penerbit pasti akan membuka kesempatan bagi para penulis untuk menulis buku PAI tersebut. Sehingga, kata dia, terkadang penulis juga tidak memperhitungkan kualitasnya.

''Ketika menjelang tahun ajaran baru, mereka membuka kesempatan para penulis untuk menulis buku. Yang penting selesai sebelum tahun ajaran baru dimulai, sehingga tidak memperhitungkan kualitasnya,'' ucapnya.

Karena penulis hanya diberi waktu sebentar, maka para penulis tidak ada waktu untuk melakukan proses penyempurnaan buku.

''Jadi penulis hanya diberi waktu sebentar, sehingga tidak sempat melakukan editing, koreksi, dan sebagainya. Ini hanya semata mengejar tahun ajaran baru mulai, jadi tidak cukup waktu,'' katanya.

Sebelumnya, Kapuslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajamenen Organisasi dari Kemenag, Choirul Fuad Yusuf menyatakan bahwa pada tahun 2014 pihaknya telah melakukan penilaian atau tadqiq terhadap sekitar 60 buku yang sudah diabsahkan, dilegitimasi oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Choirul mengatakan, di Kemendikbud ada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Salah satu tugas BSNP melakukan penilaian terhadap buku. Juga melakukan penilaian terhadap buku pendidikan agama. Ada sekitar 200 buku yang dinyatakan boleh digunakan sampai tahun 2025.

''Kami menilai sebagian kecil saja, hanya separuh sekitar 60 buku, ternyata 50 persen lebih buku dalam penulisan ayat Alquran, hadis dan terjemahannya salah,'' ujarnya.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/