Pengusaha Ritel Diduga Sengaja Bangkrut untuk Hindari Bayar Utang dan Pesangon
''Ritel ini sudah dari dulu bermasalah, ada yang suka ngemplang. Ada yang membangkrutkan diri, supaya bayar utang hanya 20-30 persen. Perilakunya memang sudah buruk, ngemplang tidak bayar ke bank, supaya dipailitkan. Utang kepada karyawan berupa pesangon dan gaji bisa tidak dibayar,'' kata Darmadi di Hotel Ibis, Jakarta, Rabu (1/11).
Menurutnya, praktik ini sudah banyak dilakukan oleh beberapa pelaku usaha. Sebab, pelaku usaha tersebut terus merugi akibat pendapatan (revenue) yang dihasilkan tidak sebanding dengan biaya (cost) yang telah dikeluarkan.
Karena itu Darmadi Durianto menegaskan, perlu dilakukan kajian mendalam terhadap bergugurannya bisnis ritel belakangan ini.
Sebab dugaannya, melemahnya industri ritel ini bukan dikarenakan adanya pergantian (shifting) penjualan dari konvensional ke online.
''Ada yang mengatakan shifting, pengamat ngomong enak, tidak lewat riset. Itu juga harus dilakukan analisis karena pengaruh penjualan online itu masih kecil, masih sekitar 1-2 persen terhadap PDB,'' ujar Darmadi.
''Jadi ini perlu dikaji karena alasan penutupan ini belum ada pengukuran, pemerintah agak lambat. Kita harus mendeteksi lebih lanjut supaya kita bisa cari obat untuk mengatasi ini,'' tandas Darmadi.***
Editor | : | hasan b |
Sumber | : | merdeka.com |
Kategori | : | Ragam |