Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
22 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
22 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
22 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
7 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
5
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
8 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
6
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
6 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

Ternyata Ini Alasan Pengikut Gafatar Meninggalkan Salat

Ternyata Ini Alasan Pengikut Gafatar Meninggalkan Salat
Hasrini Hafid dan suaminya Abdul Kadri Nasir. (merdeka.com)
Rabu, 13 Januari 2016 19:36 WIB
JAKARTA - Ustaz Abdul Hafid, (67), warga Jalan Sultan Alauddin, lorong 10, No 1, Makassar yang sejak akhir Oktober 2015 lalu melaporkan anaknya, Hasrini Hafid, (31) hilang bersama Abdul Kadri Nasir, (31) suaminya berikut dua anaknya Abiayan, (2 tahun) dan Berlian, (7 bulan) serta pengasuh Ratih, (20 tahun) ke Polda Sulsel.

Purnawiraan TNI dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Satu (Peltu) ini meyakini putri keduanya itu bersama keluarganya menghilang gara-gara ikut bergabung dalam organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Hal ini setelah ditemukan dokumen-dokumen Gafatar di rumah kontrakan anaknya itu di Kabupaten Jeneponto.

Abdul Hafid yang juga seorang imam masjid ini saat ditemui di kediamannya mengaku sangat tidak menyangka anaknya itu bisa berubah dan jauh dari jalur ajaran ajaran Islam. Seperti sudah tidak menjalankan salat lima waktu, tidak puasa, menolak anaknya diajarkan lafaz Allah, menyebut Allah SWT itu dengan kata tuan dan menyebut ibadah ke Tanah Suci itu hanya menghambur-hamburkan uang.

Suaminya pun begitu, Abdul Kadri Nasir. Saat tiba waktu salat Jumat kerap menghilang dari rumah. Al hasil Abdul Hafid tidak sabar lagi dan memanggil baik-baik menantunya itu untuk bicara membahas sebenarnya apa yang terjadi pada mereka.

"Di teras rumah ini. Menantu saya itu duduk di sana, saya duduk di sini. Saya tanya, apa dasarmu sampai kamu tidak lagi mau salat. Menantu saya langsung menyitir sepotong ayat dari surat yakni 'Fawailul lilmushallin' yang artinya maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat," kata Abdul Hafid, Rabu, (13/1).

Disebutkan, saat itu dia sempat naik pitam dan menyampaikan kepada Abdul Kadri Nasir bahwa itu hanya sepenggal ayat. Masih ada kelanjutan dari ayat itu yakni 'Alladziina hum 'an shalatihim saahuun' yang artinya yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya.

Diungkapnya, dalam kesempatan itu dia sampaikan ke menantunya bahwa Hasrini putrinya itu diajarkan agama sejak kecil, dasar-dasar agama ditanamkan selama bertahun-tahun hingga Hasrini dewasa. Dan itu semua hancur dalam sekejap.

"Saya ajari pendidikan agama kepada anakku sejak kecil dan kamu hancurkan semua itu, begitu saya bilang di hadapan menantu dan dia marah dan terjadi perdebatan," kata Abdul Hafid.

Sesaat setelah Abdul Kadri Nasir menantunya tinggalkan rumah karena dimarahi, kata Hafid, Hasrini putrinya itu menghampirinya dan berterima kasih karena sudah berusaha menyadarkan suaminya.

"Saat itu saya langsung berpikir anak saya ini mungkin tertekan di hadapan suaminya," kata Abdul Hafid.

Hasrini Hafid dan Abdul Kadri Nasir adalah PNS di kantor yang sama di Kabupaten Jeneponto, Sulsel yakni di kantor Badan Pusat Statistik (BPS). Abdul Hafid mendapat laporan dari pimpinan anaknya ini jika sudah tiga kali surat teguran dilayangkan karena anak dan menantunya itu sudah lama tidak pernah masuk kantor. Disebutkan Kadri sudah dua minggu tidak masuk kantor sementara Hasrini sudah seminggu.

Hingga akhirnya sejak Oktober lalu anak dan menantunya itu tidak lagi bisa dihubungi karena nomor-nomor telepon yang pernah digunakannya sudah tidak aktif. Terakhir diketahui mereka berada di Bandung karena suatu hari di bulan Nopember 2015 lalu tiba-tiba masuk telepon Hasrini dan mengaku sementara berada di Bandung. Hasrini hanya meminta ibunya, Rohani memperbaiki pola makan agar selalu sehat.

"Pulang mi nak. Saya sudah sakit-sakit ini. Kapan pulang," kata Abdul Hafid menirukan ucapan istrinya saat menerima telepon Hasrini tetapi jawaban Hasrini saat hanya singkat, katanya akan pulang tapi belum tahu kapan.

Geram dengan keberadaan anak dan cucunya saat ini yang masih misterius, Abdul Hafid mengatakan, dirinya sudah tua dan bukanlah soal jika suatu hari hidupnya akan berakhir di penjara.

"Saya akan bunuh menantu itu yang membuat anak saya tersesat. Halal darahnya bagi orang-orang yang sudah mendustakan Islam," tandasnya.***

Editor:sanbas
Sumber:rdeka.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/