Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
22 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
2
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
3
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
4
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
5
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
16 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
6
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
Olahraga
17 jam yang lalu
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/

DMSI Prediksi Harga Sawit Terus Melorot, Ini Penyebabnya

DMSI Prediksi Harga Sawit Terus Melorot, Ini Penyebabnya
Tandan buah segar sawit. (int)
Minggu, 03 Januari 2016 18:06 WIB
JAKARTA - Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) menyatakan industri sawit masih akan menghadapi tantangan berat tahun ini. ”Tantangan itu terutama dari segi harga,” kata Ketua Umum DMSI Derom Bangun, Minggu, 3 Januari 2016.

Derom menyatakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tahun ini tak akan lebih dari US$ 650 per metrik ton. Penyebabnya adalah harga minyak dunia yang terus merosot. “Harga minyak bumi sekarang kecenderungannya sudah di bawah US$ 35 per barel, maka harga bahan bakar lain akan ikut merosot,” tuturnya.

Ia menjelaskan, turunnya harga minyak bumi akan membuat negara maju mengurangi konsumsi biofuel. Dengan begitu, penyerapan minyak nabati untuk bahan bakar akan berkurang. Akibatnya, produksi minyak nabati, termasuk yang berasal dari sawit, rapeseed, biji bunga matahari, hingga kedelai, hanya akan terserap untuk kebutuhan pangan. Turunnya permintaan inilah yang diprediksi bakal menekan harga.

Bagaimanapun, Derom optimis secara umum industri minyak sawit nasional tetap bertahan. Alasannya, penggunaan biodiesel di Indonesia akan semakin besar bila program pencampuran biodiesel hingga 20 persen (B20) mulai dijalankan tahun depan. “Karena itu, pemerintah harus konsisten menerapkan program ini,” ujarnya.

Tantangan lain yang akan dihadapi industri sawit Indonesia adalah iklim. Cuaca panas akibat El Nino tahun lalu diprediksi akan berdampak menyusutnya volume buah sawit pada masa panen tahun ini. “Akibatnya, produksi CPO ada kemungkinan akan turun sekitar 500 ribu ton,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono. Meski, penurunan itu tak terlalu signifikan mengingat produksi CPO tahun lalu mencapai sekitar 33 juta ton.***

Editor:sanbas
Sumber:tempo.co
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/