Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
21 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
2
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
12 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
9 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Nasional
9 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
9 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Petani Keramba Jaring Apung Danau Maninjau Rugi Rp35,28 Miliar Selama 2021

Petani Keramba Jaring Apung Danau Maninjau Rugi Rp35,28 Miliar Selama 2021
Bangkai ikan di Danau Maninjau. (antara/yusrizal)
Minggu, 02 Januari 2022 23:54 WIB
LUBUKBASUNG - Petani keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat rugi sekitar Rp35,28 miliar akibat kematian ikan secara massal 1.764 ton selama Januari sampai Desember 2021.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Minggu, mengatakan kerugian Rp35,28 miliar itu dari kematian ikan secara massal 1.764 ton dan harga ikan tingkat petani Rp20 ribu per kilogram.

"Ikan tersebut milik ratusan petani keramba jaring apung di Danau Danau Maninjau," katanya.

Ia mengatakan ke 1.764 ton ikan itu mati secara tiga tahap. Tahap pertama pada Januari 2021 sebanyak 15 ton.

Sedangkan tahap kedua pada Mai 2021 sebanyak 44 ton dan tahap tiga pada Desember 2021 sebanyak 1.705 ton.

"Kematian ikan paling banyak terjadi periode Desember 2021 tersebar di seluruh nagari atau desa ada di daerah itu," katanya.

Ia mengakui kematian ikan ini akibat curah hujan cukup tinggi disertai angin kencang melanda daerah itu, sehingga terjadi pembalikan air dasar ke pemukaan danau.

Akibatnya oksigen di Danau Maninjau berkurang dan ikan menjadi pusing dan mati.

Beberapa menit setelah itu, tambahnya, bangkai ikan mengapung ke pemukaan danau.

"Air danau tercemar akibat sebagian petani membuang bangkai ikan ke dalam danau," katanya.

Sebelumnya, pihaknya telah menghimbau petani agar tidak menebar bibit ikan mulai September sampai Januari, karena resiko kematian cukup tinggi saat itu.

Namun petani tidak mengindahkan imbauan itu dan tetap menebar bibit ikan. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:sumbar.antaranews.com
Kategori:Ekonomi, Sumatera Barat, Agam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/