Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Sumatera Barat
11 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
11 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
3
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
11 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
4
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
11 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
5
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Sumatera Barat
10 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
6
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Agam

Ini Penyebab 1.764 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau

Ini Penyebab 1.764 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau
Nelayan mengayuh perahu diantara ikan-ikan yang mati di Linggai, Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat, 7 Februari 2020. (antara)
Minggu, 02 Januari 2022 22:28 WIB
LUBUKBASUNG -- Sebanyak 1.764 ton ikan mati di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dalam kurun waktu Januari hingga Desember 2021.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira mengatakan, akibat kematian 1.764 ton tersebut, petani keramba jaring apung (KJA) Danau Maninjau, Kabupaten Agam, mengalami kerugian Rp 35,28 miliar, dengan harga ikan tingkat petani Rp20 ribu per kilogram.

''Ikan tersebut milik ratusan petani keramba jaring apung di Danau Maninjau,'' katanya, di Lubukbasung, Ahad (2/12/2021).

Rosva menuturkan, 1.764 ton ikan itu mati mendadak dakam tiga tahap. Tahap pertama pada Januari 2021 sebanyak 15 ton. Sedangkan tahap kedua pada Mei 2021 sebanyak 44 ton dan tahap tiga pada Desember 2021 sebanyak 1.705 ton.

''Kematian ikan paling banyak terjadi periode Desember 2021 tersebar di seluruh nagari atau desa yang ada di daerah itu,'' katanya.

Ia menjelaskan, kematian ikan ini akibat curah hujan cukup tinggi disertai angin kencang melanda daerah itu, sehingga terjadi pembalikan air dasar ke permukaan danau. Akibatnya oksigen di Danau Maninjau berkurang dan ikan menjadi pusing dan mati.

Beberapa menit setelah itu, tambahnya, bangkai ikan mengapung ke permukaan danau. ''Air danau tercemar akibat sebagian petani membuang bangkai ikan ke dalam danau,'' katanya.

Sebelumnya, ia mengimbau petani agar tidak menebar bibit ikan mulai September sampai Januari, karena risiko kematian cukup tinggi saat itu. Namun petani tidak mengindahkan imbauan itu dan tetap menebar bibit.***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:sumbar.antaranews.com
Kategori:Peristiwa, Sumatera Barat, Agam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/