Home  /  Berita  /  Umum

Jembatan Nyaris Ambruk, 55 KK Terancam Terisolir

Senin, 29 Februari 2016 08:39 WIB
Penulis: Trinanda

LIMAPULUH KOTA-Sebanyak 55 Kepala Keluarga di Jorong Ambacang, Nagari Pauah Sangik, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota terancam terisolir. Pasalnya, satu-satunya  jembatan penghubung untuk menuju ke pemukiman masyarakat setempat nyaris runtuh akibat hantam  aliran air sungai Batang Lampasi. 

“Ini jembatan hampir roboh akibat banjir lalu pak. Kalau tidak segera diperbaiki membuat perkampungan disebelah jadi terisolir. Ada 55 KK diseberang sana,”terang  Tarmizi Walinagari Pauah Sangik di lokasi jembatan menerima kunjungan Wakil Bupati Ferizal Ridwan pada pekan lalu.

Diceritakan Walinagari Pauah Sangik didampingi  anggota DPRD Limapuluh Kota Dapil Akabiluru Marsal serta tokoh masyarakat setempat Dt Junjungan, kepada Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan,S.Sos, Sabtu (27/2). Jembatan di Jorong Ambacang rusak parah setelah dilanda derasnya aliran air Batang Lampasi saat banjir tiga pekan lalu. Bahkan, derasnya air Batang Lampasi, tiang tengah jembatan turut dibawa air. Akibatnya, jembatan jadi roboh.

Begitu juga, tanah dan tebing yang ada di pinggir-pinggri jembatan, terus dikikis oleh aliran air. Hingga tiang penyanggah jembatan yang dibangun pada tahun 1997 itu  jadi miring akibat tidak ada lagi tanah penahan untuk berdirinya tiang jembatan.

 “Sebelum banjir, jembatan masih kokoh. Bahkan bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Tetapi sekarang, untuk berjalan kaki saja masyarakat sudah khawatir. Ini jembatan menunggu roboh saja. Karena tidak ada akses lain terpaksa tetap dimanfaatkan masyarakat,”ucapnya lagi.

Saat ini, jembatan sudah diperbaiki oleh masyarakat dengan seadanya. Sisa tiang jembatan  yang rusak , dimanfaatkan masyarakat sebagai penyanggah jembatan darurat. “Masyarakat gotong royong, puing jembatan lama, dijadikan untuk penyanggah kayu dan papan sebagai jembatan darurat,”ucap Tarmizi lagi.

Diseberang sana, ucap Tarmizi, ada perkampungan masyarakat yang umumnya berprofesi sebagai petani. “Apabila jembatan darurat putus, tidak ada lagi akses penghubung masyarakat diseberang sana. Tebing  sungai pun cukup tinggi untuk diseberangi. Ada sekitar 15 meter dan tidak mungkin bisa dilewati tanpa jembatan,”ucapnya.

Melalui Wakil Bupati anggota DPRD Limapuluh Kota, Marshal, berharap agar dapat dicarikan solusi pembangunan jembatan yang menjadi urat nadi masyarakat tersebut. “Kalau belum ada anggaran di APBD tahun ini, setidaknya bisa bantuan ke Zipur 2 Padang Mengatas. Untuk hal-hal kebutuhan mendesak atau darurat, barang kali melalui bantuan TNI, dibawah komondo Dandim dan Dan Den Zipur barang kali ada solusinya. Untuk sementara, mana tahu ada, jembatan Zipur yang bisa pinjam pakai dulu,”ujar Marshal dan Hendrijon Dt.Junjungan.

Sementara, Wakil Bupati Limapuluh Kota berupaya mencari solusi terbaik untuk memperbaiki jembatan Nagari Pauah Sangik tersebut.***

Editor:M.Siebert
Kategori:Umum, Ekonomi, GoNews Group, Limapuluh Kota
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/