Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Sumatera Barat
19 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
2
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Sumatera Barat
19 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
3
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
19 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
4
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
19 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
5
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
19 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
6
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Gawat, Harga Minyak Turun, Lifting Turun, Cost Recovery Masih Besar

Senin, 22 Februari 2016 21:13 WIB
Penulis: Syafri Ario
gawat-harga-minyak-turun-lifting-turun-cost-recovery-masih-besarAmin Sunaryadi
JAKARTA- Sektor Industri Minyak Bumi di Indonesia saat ini benar-benar mengkhawatirkan, pasalnya, saat harga minyak terjun bebas, lifting produksi minyak dan penemuan cadangan juga menurun, namun, cost recoverynya tetap tinggi yang dana berasal dari APBN.

Kepala SKK Migas, Amin Sunaryadi, memaparkan tantangan industri hulu migas secara global terjadi penurunan eksplorasi dan produksi rata-rata 20 persen (2014-2015). Hampir seluruh major company, IOC dan NOC mengalami penurunan investasi.

Tak hanya itu, cadangan pun penurunan, karena penemuan cadangan yang tidak bisa cepat, ini mengakibatkan kapasitas produksi juga menurun.

"Dulu 10-30 minyaknya, sekarang airnya lebih banyak 90 persen, dan minyak yang dihasilkan juga minyak mahal, sekarang yang dominan gas, kalau dulu minyak," jelasnya, Senin (22/2/2016) saat RDP dengan Komisi VII.

Namun, disisi lain, sebesar $38 juta, jumlah ini akan tetap menjadi unrecove cost dan $2.029 milyar dolar ini belum direcoverikan karena dalam tahap pengembangan dan produksi belum keluar.

Total biaya yang dikeluarkan yang belum direcovery $ 8,71 milyar. Komposisi cost recovery di 2015 ini masih belum diaudit, terdapat produksi, explorasi dan development, administrasi, investmen credit, unrecover cost.

Paling besar biaya produksi, lalu eksplorasi, pengembangan, dan depresiasi atau pengeluaran di beberapa tahun sebelumnya.

"Jadi kondisinya saat ini cost recovery tidak turun, goverment tax turun signifikan, harga minyak turun," ujar Amin ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/