Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
21 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
2
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
12 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
9 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Nasional
9 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
9 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Semua Negara Khawatir, Airlangga: Transformasi AI Bisa Kurangi Lapangan Pekerjaan

Semua Negara Khawatir, Airlangga: Transformasi AI Bisa Kurangi Lapangan Pekerjaan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan semua negara khawatir dengan AI (Foto: Dok. Kemenko Perekonomian)
Jum'at, 13 Oktober 2023 06:05 WIB
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa semua negara saat ini tengah khawatir dengan transformasi Artificial Intelligence (AI). Hal ini diketahui saat pertemuan G20 kemarin.

Menurut Airlangga, kecerdasan buatan tersebut bisa membuat lapangan kerja berkurang. Contohnya, front office bisa digantikan hingga kredit bisa diterima tanpa adanya manusia.

"Bahkan dalam pertemuan G20, semua negara khawatir dengan transformasi AI, Di perbankan misalnya, front officer-nya bisa digantikan oleh AI, sehingga kredit bisa diterima tanpa intervensi manusia," ucapnya dalam HSBC Summit 2023 di Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Mentan Menteri Perindustrian ini pun menegaskan bahwa isu transformasi AI ini harus dibahas ke depan. Tak hanya itu, beberapa negara sudah menegaskan bahwa AI itu harus diatur.

"Karena beberapa hal yang menjadi kunci atau rambu, terkait apakah AI itu bertabrakan dengan kepentingan nasional, kepentingan publik, dan juga kepentingan pribadi. Kalau ketiga rambu ini ditabrak, maka AI bisa tidak menguntungkan ekonomi suatu negara," kata Airlangga.

Saat ini, ASEAN sudah menyiapkan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) di bawah kepemimpinan Indonesia. Untuk mengisi DEFA ini, target digitalisasi ekonomi dari sektor manufaktur ke hilirnya mengintegrasikan manufaktur dan service.

"Di sini, tentunya revolusi industri 4.0 dan transformasi Artificial Intelligence (AI) juga mengambil peran. Hanya saja, transformasi AI berbeda dengan transformasi ICT," tutur dia.

Dia mengatakan, transformasi ICT lebih mendorong ke arah skilled workers, tetapi AI berada pada upper management, tentang bagaimana transformasi AI ini bisa diperhatikan. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:inews.id
Kategori:Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/