Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Sepakbola
23 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
2
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
22 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
3
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
22 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
4
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Sumatera Barat
23 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
5
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
22 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
6
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Sumatera Barat
5 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

PLN Diminta Belajar dari Proyek Kereta Cepat Indonesia-China agar Hindari Kerugian

PLN Diminta Belajar dari Proyek Kereta Cepat Indonesia-China agar Hindari Kerugian
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto. (Dok PKS)
Selasa, 23 Mei 2023 19:28 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, minta PLN cermat dan ekstra hati-hati dalam menjalin kerjasama pengembangan transisi Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) dengan perusahaan konstruksi China.

Menurut Mulyanto, PLN harus lebih berhati-hati memilih mitra kerja untuk menjalankan program stategis nasional (PSN). Jangan sampai, kesalahan memilih vendor, menyebabkan program strategis nasional menjadi mangkrak atau membengkak biayanya.

Seperti diberitakan, pekan ini PLN secara resmi menjalin kerjasama dengan China Communications Construction Dreging Co., Ltd, untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur EBET di Indonesia.

"Harusnya peristiwa yang terjadi di proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dapat menjadi pelajaran berharga bagi manajemen PLN dalam memilih mitra kerjasama.

Di proyek itu Indonesia sangat dirugikan karena harus membayar bunga lebih besar dan waktu pekerjaan yang molor lebih lama. Dari proyek bisnis to bisnis, jadi melibatkan negara. Ujung-ujungnya Indonesia terjebak utang yang lebih besar," ujar Mulyanto, Selasa (23/5/2023).

Karena itu Mulyanto minta PLN jangan terburu-buru membuat komitmen terkait mega proyek ini. PLN harus cermat dan profesional dalam bekerja sama dengan perusahaan asing, serta mengutamakan negara yang sudah berpengalaman menjalani program transisi EBET ini.

"Semua proyek strategis nasional tidak harus dikerjasamakan dengan perusahaan China. Apa memang sudah ada arahan seperti itu?" singgung Mulyanto.

Wakil Ketua FPKS DPR RI itu menegaskan Indonesia adalah negara berdaulat yang tidak boleh diatur oleh kepentingan asing manapun. Berbagai kerjasama yang dikembangkan harus mengutamakan dan menguntungkan kepentingan nasional.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/