Home  /  Berita  /  Peristiwa

Ada 1.002 Anak di Padang Kini Idap Stunting

Ada 1.002 Anak di Padang Kini Idap Stunting
Suasana diskusi panel manajemen kasus stunting Kota Padang di Aula BBPPKS, Rabu (31/8). (Foto: Istimewa)
Kamis, 01 September 2022 12:29 WIB

PADANG - Pemerintah Kota Padang terus berupaya menekan angka stunting di Kota Padang. Saat ini, tercatat 1.002 anak di Kota Padang mengalami stunting. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Srikurnia Yati di sela-sela diskusi panel manajemen kasus stunting Kota Padang di Aula Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS), Rabu (31/8).

Ia menjelaskan, dari data Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, jumlah stunting di Kota Padang sebanyak 3.264 anak. Namun, setelah dilakukan validasi ke lapangan, ternyata hanya ditemukan sebanyak 1.002 anak yang menderita stunting. Penyebab perbedaan tersebut dikarenakan cara pengukuran dan pemakaian alat timbangan.

"Setelah kita timbang kembali menggunakan alat timbangan yang sesuai standar maka kita dapatkan angka yang lebih valid. Jadi kita turun ke lapangan didampingi kader dari kelurahan dan kecamatan. menimbang kembali menggunakan alat timbangan yang standar," sebut Srikurnia.

Menurutnya, Pemko Padang sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menekan angka stunting di Kota Padang. “Jadi kasus 1.002 anak stunting ini sudah kita lakukan pemetaan, kita undang 11 OPD terkait, organisasi profesi, institusi pendidikan dan lainnya. Sama-sama kita petakan, apa yang harus kita tindaklanjuti,” jelasnya.

Untuk mengatasi stunting, Pemko Padang telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang diketuai oleh Sekko Padang. Tim ini sudah dibentuk hingga tingkat kelurahan dan kecamatan.

Kemudian juga dilakukan rembuk stunting yang dimulai dari kecamatan. “Jadi masing-masing OPD melakukan aksi sesuai kewenangannya masing-masing. Misalnya DP3AP2KB mencari CSR perusahaan untuk menjadi orangtua asuh dari 1.002 anak stunting di Kota Padang,” tuturnya.

Namun yang terpenting dari pencegahan stunting ini adalah mengubah perilaku masyarakat. Yang dimulai dari calon pengantin, ibu hamil sampai nifasnya. "Masyarakat harus diberikan edukasi tentang stunting semenjak dari calon pengantin, hamil dan nifas. Salah satunya adalah dengan mengubah perilaku masyarakat dengan menerapkan pola hidup sehat,” katanya.

Kemudian para ibu hamil diminta untuk melakukan kontak atau pengecekan kehamilan dengan tenaga kesehatan. Setelah anak lahir, para orangtua diminta untuk memperhatikan keseimbangan gizi si anak.

“Stunting ini tidak hanya permasalahan ekonomi, namun juga pengetahuan dalam memberikan gizi seimbang pada anak. Ada juga keluarga mampu namun anaknya menderita stunting. Hal itu dikarenakan ketidaktahuan dalam memberikan gizi seimbang,” bebernya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Sumatera Barat, Padang
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/