Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
6 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
2
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
7 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
3
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
Umum
6 jam yang lalu
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
4
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Umum
6 jam yang lalu
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Olahraga
Olimpiade 2020 Tokyo

Kepancing Permainan Cepat, Gregoria Terhenti

Kepancing Permainan Cepat, Gregoria Terhenti
Gregoria Mariska Tunjung. (Dok. NOC Indonesia)
Kamis, 29 Juli 2021 15:58 WIB
Penulis: Azhari Nasution

TOKYO - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung gagal melangkah ke babak perempat final cabang olahraga bulutangkis Olimpiade 2020 Tokyo. Dalam pertandingan yang dimainkan, Kamis (29/7/2021), Gregoria Mariska Tunjung harus mengakui keunggulan wakil Thailand, Ratchanok Intanon dengan skor 12-21 19-21.

Dalam pertandingan di gim pertama, Gregori, panggilan akrab Gregoria Mariska Tunjung mengaku kepancing dengan permainan cepat yang diterapkan Ratchanok Intanon. Bahkan, dia juga telah mencoba memberikan bola-bola susah namun usahanya itu gagal.

"Saya kepancing permainan cepat lawan di gim pertama. Padahal, itu tidak menguntungkan buat saya, karena lawan sepertinya memancing untuk main panjang. Sementara bola-bola saya banyak yang out. Saya ingin pengembalian bola-bola saya bisa menyusahkan lawan, tetapi malah jadi out dan mati sendiri," katanya.

Memasuki gim kedua, Gregori kembali mengalami kesulitan. Dia sulit mengakur irama permainan. Akibatnya, dia kehilangan kesempatan untuk mewujudkan impiannya meraih prestasi puncak di Tokyo.

"Pada gim kedua, awalnya saya tak bisa atur irama. Saat di pertengahan pas saya ketinggalan jauh saya cuma mikir, kalau pun kalah saya gak mau kalah begitu saja. Tapi, saya jadinya merasa tertekan di lapangan sehingga permainan saya kurag berkembang. Padahal, saya ingin all-out karena ini Olimpiade, empati tahun sekali," tandasnya. ***

Kategori:Olahraga
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/