Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
23 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
2
Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
22 jam yang lalu
Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
3
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
20 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
4
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
2 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
5
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
2 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
6
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Sepakbola
2 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Pengamat: Jangan Tendensius Terhadap Para Pendemo

Pengamat: Jangan Tendensius Terhadap Para Pendemo
Ilustrasi Demo mahasiswa menolak kebijakan PPKM. (Foto: Istimewa)
Senin, 26 Juli 2021 18:11 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Demo atau unjukrasa yang dilakukan berbagai elemen masyarakat belakangan ini dinilai ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu. Mereka dinilai ingin menurunkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Penilaian semacam itu cenderung tendensius. Mereka menyudutkan pihak tertentu tanpa berani menyebut siapa pihak-pihak yang dimaksud," ujar pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M Jamiluddin Ritonga kepada GoNews.co, Senin (26/7/2021).

Jamil menegaskan, jika memang ada yang menunggangi, seharusnya mereka bisa menunjukan hidung si penunggang. Namun hal tidak, mereka hanya bisa menuding tapi yang ditunjuk mahluk penampakan. "Para penuding itu seharusnya menghormati pendemo. Sebab, demo itu hak warga negara yang dilindungi UU," paparnya.

Jamil menilai, jika mereka memberi stigma-stigma yang negatif kepada para pendemo, itu sama saja tidak menghormati hak orang lain dalam menyampaikan aspirasinya. Orang-orang seperti ini yang sesungguhnya tak layak hidup di negara demokrasi.

"Mereka ini hanya mengenakan jubah demokrasi, namun sikap perilakunya cenderung otoriter. Mereka mengatasnamakan demokrasi, padahal mereka tidak siap berbeda pendapat," jelasnya.

Jadi, sambung Jamil, biarkan aspirasi para pendemo itu tersalurkan. Tak perlu memberi stigma negatif pada mereka. Jika tidak sependapat dengan aspirasi para pendemo, siapa pun dapat menyanggahnya. "Sanggahlah dengan argumentasi, tanpa memcari-cari kelemahan pihak pendemo," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/