Harga Karet Terus Merosot Petani di Inhu Kian Terpuruk, Isar: Kalau Tak Ingat Dosa Mungkin...
Penulis: Jefri Hadi
Itulah ungkapan pilu para petani karet yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Bagai mana tidak, harga jual komuditi karet yang menjadi satu-satunya sumber penghasilan mereka, dari hari ke hari terus mengalami kehancuran.
Pasca menanjak selama 1 bulan dan kembali turun sejak April 2017 kemaren, harga sibusuk itu terus mengalami penurunan, bahkan jatuh tapai (hancur-red) seperti saat ini.
Pantauan GoRiau.com di beberapa tengkulak, harga jual getah karet hanya berkisar Rp5.500 hingga Rp6.200 per kilogramnya.
Harga tersebut tentunya sangat jauh dibanding harga normal yang diharapkan petani. Bahkan, jika dibanding dengan harga beras, 1 kilogram karet hanya bisa membeli beras setengah kilogram.
"Iya, inilah kondisi paling pahit yang pernah saya rasakan," kata Isar (40) salah seorang petani karet di Pematang Reba, Selasa (4/7/2017).
Sebagai petani, dirinya hanya bisa sabar dan pasrah menerima semua itu. "Yaaa, mau diapakan lagi, kita hanya bisa pasrah. Karena ini sudah sangat diluar dugaan," ungkapnya lesu.
Parahnya lagi, saat ini merupakan tahun ajaran baru. Anak-anak pada mau sekolah dan semua kebutuhan mereka tentu harus dibeli. Jika seperti ini, bisa-bisa semua anak petani karet bisa terancam putus sekolah.
Dengan demikian, atas nama petani karet yang ada di Inhu, dirinya berharap kepada pemeriintah daerah, provinsi hingga pemerintah pusat, dapat mengatasi semua itu.
"Kami petani karet ini juga manusia. Maka, pak bupati, gubernur dan pak presiden, kami mohon perhatiannya. Jangan biarkan kami terus-terusan menderita seperti ini, kami yakin bapak-bapak semua bisa mencarikan solusi untuk mengatasi semua ini," pungkasnya ketus.(Jef)
Kategori | : | Ekonomi |