Home  /  Berita  /  GoNews Group

Nenek Rohayah Terpaksa Makan Rumput karena Miskin, IJTI Tegaskan Bukan Hoax

Nenek Rohayah Terpaksa Makan Rumput karena Miskin, IJTI Tegaskan Bukan Hoax
Ilustrasi rumput. (republika.co.id)
Sabtu, 04 Maret 2017 22:46 WIB
JEMBER - Nenek Rokayah, warga Desa Gambirono, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, terpaksa makan rumput karena tak mampu membeli beras.

Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda Syaiful Kusmandani menegaskan berita tentang nenek Rokayah tersebut merupakan fakta dan bukan berita bohong atau hoax.

"Peliputan jurnalis IJTI pada Rabu (1/3) soal Rokayah makan rumput adalah fakta dan bukan berita bohong karena berita tersebut telah dibuat berdasarkan kaidah-kaidah jurnalistik dengan menjunjung tinggi integritas profesi jurnalis," katanya dalam siaran pers yang digelar di Kantor IJTI Tapal Kuda di Kabupaten Jember, Sabtu (4/3/2017).

Menurutnya berita tersebut dibuat sangat hati-hati dengan memenuhi unsur lingkar narasumber yang meliputi nenek Rokayah, tetangga dan kepala dusun setempat yang membenarkan bahwa nenek sebatang kara itu pernah makan rumput.

"Jurnalis anggota IJTI melakukan wawancara dengan sumber utama yakni Rokayah, kemudian Kepala Dusun Hartono, dan tetangga Rokayah bernama Suadi. Ketiga narasumber itu membenarkan nenek Rokayah makan rumput. Tidak ada rekayasa dalam peliputan itu," katanya.

Dalam penjelasan kepada wartawan, lanjut dia, nenek Rokayah makan rumput sebanyak tiga kali karena tidak ada lagi yang bisa dimakan dan malu meminta makanan kepada tetangganya.

"Demikian juga berita yang muncul sehari kemudian, namun menyajikan fakta yang berbeda dari fakta pertama yakni nenek Rokayah membantah makan rumput, namun makan sayuran yang bisa dikonsumsi di sekitar rumahnya, sebagaimana hasil peliputan pada hari Kamis (2/3) dan Jumat (3/3) juga sudah memenuhi kaidah jurnalistik karena berdasarkan sumber berita utama yakni Rokayah dan para pihak terkait," tuturnya.

Bahkan, lanjut dia, saat jurnalis yang berbeda datang ke rumah nenek Rokayah pada Kamis (2/3) untuk melakukan peliputan, tiba-tiba ada salah satu orang yang mengeluarkan kata-kata keras sambil menunjuk wajah wartawan. Orang itu keberatan dengan pemberitaan sebelumnya yang menyatakan nenek Rokayah makan rumput.

"Itu merupakan kekerasan verbal yang diterima wartawan di lapangan, sehingga wartawan tersebut meninggalkan lokasi dan mendatangi rumah nenek Rokayah lagi saat kondisinya sudah sepi," katanya.

Syaiful mengatakan IJTI Tapal Kuda mengajak semua pihak untuk bijak dalam menyikapi sebuah berita dan bersama-sama memerangi berita hoax. Caranya dengan merujuk hanya pada berita dari media kredibel yang menulis sesuai dengan kaidah jurnalistik.

Mensos Siap Membantu

Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa menyatakan siap membantu nenek Rokayah, warga miskin di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang dikabarkan memakan rumput.

''Beliau sudah sebatang kara dan sudah diajak ke Panti Lansia (lanjut usia), sudah itu,'' kata Khofifah usai penyerahan bantuan sosial di Rumah Perlindungan Sosial Tresna Wedha, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (4/3).

Ia menuturkan, pemerintah telah berupaya menanggulangi persoalan kemiskinan termasuk seorang nenek yang tinggal sendirian di sebuah rumah di Kabupaten Jember tersebut. Perempuan lanjut usia itu, kata dia, sebetulnya memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang diluncurkan Kementerian Sosial untuk menanggulangi warga tidak mampu.

''Sebetulnya beliau punya KKS, harusnuya beliau punya rastra (beras sejahtera), saya khawatir harga tebus rastra belum bisa dibayar,'' katanya.

Ia mengatakan, pemerintah telah siap menampung seorang nenek tersebut untuk tinggal di Panti Lansia sehingga kebutuhan hidupnya diperhatikan. Jika tetap ingin tinggal di rumahnya itu, dia mengatakan pemerintah juga akan membantunya memperbaiki rumahnya agar nyaman dan layak huni.

Namun bantuan perbaikan dari dana APBN itu, kata dia, dapat dilakukan apabila pemilik lahan rumah tersebut mengizinkannya. ''Kalau memang nenek tetap di situ, boleh enggak ini (lantainya) di semen, karena salah kita kalau menggunakan APBN di lahan yang bukan miliknya,'' katanya.

Ia berharap, penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat yang mampu secara ekonomi. Menurut dia, kemiskinan dapat diatasi apabila menjalankan konsep satu orang yang mampu membantu satu orang tidak mampu di lingkungan sekitarnya. ''Satu orang membantu satu orang, menoleh ke kanan ke kiri apakah sudah dalam keadaan hidup layak, kalau belum ayo kita bersama-sama,'' katanya.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/