Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
16 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
2
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
15 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
5 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
5
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
5 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
6
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
4 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Asad ibn al-Furat, Panglima Perang Pasukan Muslim Penakluk Sisilia yang Tak Pernah Mengangkat Pedang

Asad ibn al-Furat, Panglima Perang Pasukan Muslim Penakluk Sisilia yang Tak Pernah Mengangkat Pedang
Sisilia berada di sisi kiri, tepat di jempol Italia. (republika.co.id)
Sabtu, 04 Maret 2017 23:06 WIB
JAKARTA - Islam sudah menancapkan pengaruhnya di Italia, khususnya di Sisilia, sejak abad 7-8 M.

Dikutip dari republika.co.id, ekspedisi militer Muslim mencapai kawasan Mediterania ketika masa kekhalifahan Ustman bin Affan atau 20 tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW. Ketika itu, Gubernur Syria, Muawiyah, mengirimkan armada lautnya ke wilayah timur. Kekuatan ini berhadapan dengan tentara Byzantium.

Sisilia merupakan salah satu provinsi Byzantium dan memiliki letak yang strategis di Laut Mediterania. Dari sini, tentara Byzantium bisa dengan mudah menyerang kota-kota pelabuhan Muslim di sepanjang pantai Afrika Timur.

Selama beberapa tahun, pasukan Muslim berusaha menduduki Sisilia, namun baru di tahun 827 berhasil mencapai Mazara dan kawasan barat kepulauan itu.

Panglima perang pasukan Muslim adalah Asad ibn al-Furat. Yang menarik, ia tidak pernah mengangkat pedang seumur hidupnya. Dia adalah seorang kadi (hakim) dan ilmuwan yang berasal dari Kairouan. Meski begitu, Asad merupakan motivator yang ulung.

Berbeda dengan Spanyol yang mudah dikalahkan, penaklukkan Sisilia--sejak kejatuhan Mazara--membutuhkan waktu hingga 75 tahun. Akan tetapi, arus imigrasi warga Muslim tetap berlangsung selama waktu itu.

Di bawah kekuasaan umat Muslim, Sisilia pun kembali menjadi kawasan yang berpengaruh di dunia, seperti ketika zaman Romawi. Pada masa itu, sektor pertanian meningkat pesat.

Saat Byzantium masih berkuasa, pertanian hanya berfokus pada tanaman gandum. Kondisi itu berubah drastis dengan warga Muslim memperkenalkan banyak jenis tanaman pertanian, seperti kapas, buah-buahan, kacang, tebu, dan sebagainya.

Insinyur Muslim pun membangun sejumlah saluran irigasi. Beragam teknik baru di bidang pertanian juga diterapkan, yang pada akhirnya membawa kemakmuran dalam aspek ekonomi dan sosial.***

Editor:hasan
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/