Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Sumatera Barat
15 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
14 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
3
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
14 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
4
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Sumatera Barat
14 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
5
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
14 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
6
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pengamat Curigai Antasari Azhar Dimanfaatkan Sebagai Komoditas Politik

Pengamat Curigai Antasari Azhar Dimanfaatkan Sebagai Komoditas Politik
Antasari Azhar. (liputan6.com)
Minggu, 29 Januari 2017 12:02 WIB
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, sejak beberapa bulan lalu telah terjadi politik saling sandera di tanah air.

“Agenda politik saling sandera dan saling mengeluarkan kartu mati supaya membungkam lawan politik,'' ujar Pangi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (28/1), seperti dikutip dari republika.co.di.

''Cara Ini dilakukan agar lawan tak banyak bicara atau kritis,” sambungnya.

Terkait wacana akan dibukanya kembali kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Antasari Azhar, Pangi mencurigai Antasari hanya akan dijadikan jembatan salah satu kekuatan politik untuk kepentingan pribadi.

''Yang kita khawatirkan Antasari dijadikan sebagai komoditas politik untuk kepentingan kelompok tertentu dengan deal tertentu,'' ucap Direktur Eksekutif Voxpol Center tersebut.

Sekali lagi, lanjut dia, hukum digunakan untuk melindungi kepentingan kelompok tertentu. Tetapi di sisi lain juga digunakan untuk mengamputasi lawan politik.

Situasi seperti ini, menurut dia, akan membuat kondisi politik kita tidak sehat, penegakan hukum juga tidak sehat. 

“Penegak hukum seharusnya berdiri di atas profesionalisme dan keadilan, bukan untuk kekuasaan maupun kepentingan kekuasaan politik tertentu dengan menjadikan mesin pemberantasan korupsi membungkam dan menghabisi lawan politik dengan status tersangka dan seterusnya,” kata dia. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/