Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
16 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
2
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
15 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
3
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
16 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
4
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Sepakbola
16 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
5
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
16 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
12 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Neta S Pane: Amankan Demo dengan Bersorban, Polri Jangan Lebay

Neta S Pane: Amankan Demo dengan Bersorban, Polri Jangan Lebay
Ratusan Polisi Bersurban saat apel pengamanan Pilkada di Monas. (istimewa)
Rabu, 02 November 2016 22:58 WIB
JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mengecam keras rencana Polri yang akan menurunkan aparat kepolisian berjubah dan bersorban dalam pengamanan aksi demo 4 November nanti.

"Dalam situasi apapun Polri jangan lebay dan harus mampu menjaga profesionalismenya serta harus proporsional. Artinya, sesuai SOP, dalam menjaga keamanan Polri hanya bisa melakukan keamanan terbuka dengan pakaian seragam dan pengamanan tertutup dengan pakaian preman," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane,  Rabu (2/11/2016).

Dia menegaskan tidak ada ketentuan anggota Polri diperbolehkan mengenakan jubah dan sorban dalam menjaga keamanan. Sebab anggota Polri bukanlah aparat keagamaan tertentu.

"Ini akan merusak bangsa Indonesia ke depan," ujarnya.

Rencana Polri menurunkan polisi berjubah dan bersorban semakin mantap setelah dilakukan gelar pasukan di Monas. Hal ini justru dinilainya semakin menunjukkan bahwa Polri seakan mengakomodir isu SARA dalam aksi demo 4 November.

Neta menekankan, Polri seharusnya tetap berwawasan negara kesatuan Indonesia, yang profesional dan proporsional serta jangan diseret-seret ke dalam isu maupun konflik SARA. Polri juga semestinya tidak terjebak ke dalam warna agama tertentu. Kalau Polri larut dalam isu tersebut, dia yakin internal Polri akan terpecah dengan isu dan konflik SARA.

Ada kesan Polri dalam menyikapi isu demo 4 November, sangat grogi dan kebingungan. Hal ini ditandai, menurut dia, dengan adanya perintah tembak di tempat dan pakai rok bagi polisi yang abai, meski kemudian pernyataan itu dibantah. Sekarang muncul polisi bersorban.

"Padahal, hal itu akan sangat merugikan Polri, apalagi jika polisi yang berjubah dan bersorban itu menjadi korban, jika terjadi bentrok. Untuk itu IPW mendesak agar Polri membatalkan rencananya untuk menurunkan polisi berjubah dan bersorban. IPW tetap berharap Polri tetap profesional dan proporsional dan jangan lebay," tegas Neta. rls

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/