Home  /  Berita  /  GoNews Group

Mangadou, Tradisi Unik Menangkap Ikan Desa Rantih Kota Sawahlunto

Mangadou, Tradisi Unik Menangkap Ikan Desa Rantih Kota Sawahlunto
Warga dengan ikan tangkapan dalam tradisi Mangadou di Desa Rantih Kota Sawahlunto. (Humas)
Senin, 22 Agustus 2016 07:20 WIB

SAWAHLUNTO - Nuansa pedesaan yang masih sangat khas,  keindahan air terjun di tengah rindangnya  hutan tropis  dan budaya yang masih terpelihara, menjadi sajian yang sungguh mempesona di desa Rantih.

Melestarikan keunikan local, masyarakat Desa Wisata Rantih, Kota Sawahlunto kembali menggelar tradisi "Mangadao" pada sabtu 14 Agustus 2016. Mangadao adalah sebuah tradisi menangkap ikan secara tradisional yang terbilang unik dan menarik yang dilakukan di Batang Ombilin, sungai yang melintasi desa ini.

Penduduk setempat masih melestarikan tradisi ini secara turun temurun, dan saat ini Mangadou menjadi salah satu prosesi penting untuk menarik wisatawan. Dalam tradisi Mangadou penduduk setempat akan bergotong royong.

Gotong royong ini dimulai dengan mengumpulkan daun pucuk enau yang diambil masuk ke hutan. Daun pucuk enau yang telah dikumpulkan oleh warga, kemudian dianyam sehingga membentuk dinding. Proses penganyaman ini dilakukan di malam hari secara beramai-ramai.

Anyaman ini digunakan sebagai pengusir dan perangkap ikan.Bagi wisatawan yang tertarik mengikuti prosesi ini dari awal hingga akhir, jangan khawatir masalah penginapan, karena di desa ini tersedia beberapa homestay ataupun bagi yang ingin menyatu dengan alam, juga bisa menginap di rumah pohon yang ada dikawasan tersebut, ataupun bisa juga mendirikan tenda di area kamping ground yang letaknya persis di tepi sungai ombilin yang mengalir dengan indah.

Beberapa kaum pria akan masuk ke sungai membawa anyaman ini, tujuannya mengusir dan mengarahkan gerombolan ikan ke satu titik. Sementara yang lainnnya bertugas menjala atau menangguk ikan yang telah diarahkan tadi.

Menurut masyarakat setempat, anyaman daun enau ini cukup ampuh untuk mengarahkan gerombolan ikan. Mungkin karena warnanya yang cerah sehingga ikan akan berlarian menjauhinya. Dan special di tahun ini Mangadou digelar dalam bentuk pesta panen ikan yang mereka budidayakan di perairan umum aliran sungai Batang Ombilin yang melintasi desa tersebut.

Pesta panen ikan tersebut juga dirangkai dengan pelaksanaan lomba memancing di perairan umum. Lomba pancing ini bisa dikatakan terbesar di kota Sawahlunto karena potensi panen ikan pada lomba pancing kali ini mencapai 2,5 ton yang ditawarkan kepada para penggemar olahraga memancing.

Besarnya potensi ikan tersebut, karena pada 2015, Desa Rantih mendapat bantuan dari Dinas Pertanian kota sebanyak 26.000 ekor bibit ikan, yang ditebar di perairan umum desa tersebut. Selain menarik dengan keunikan tradisi Mangadaou, Desa Rantih juga dikenal dengan eksotisme alam dan keramahan penduduknya.

Nuansa pedesaan yang masih sangat khas, pemandangan hamparan sawah dan keindahan air terjun di tengah rindangnya hutan tropis, sungguh mempesona. (humas)

Editor:Calva
Sumber:Sawahluntokota.go.id
Kategori:Sawahlunto, GoNews Group, Lingkungan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/