Bupati Irfendi Arbi, Lepas Cemi ke RS Jiwa Padang
Penulis: Tri Nanda
LIMAPULUH KOTA–Namanya Cemi. Usianya baru 17-an tahun. Tidak seperti remaja kebanyakan, lelaki asal Sipatai, Taram, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat tersebut tumbuh dalam kemalangan. Dikurung dan diasingkan. Begitu benarlah ceritanya.
Cemi, “dikurung” tidak hanya secara fisik. Melainkan, dikurung dari adaptasi pergaulan dan keramah-tamahan lingkungan. Hidup dan besar di Kampung Suluk Taram, Cemi tidak paham arti kebersamaan. Maklum, dia lahir sebagai lelaki berkebutuhan khusus.
Orangtua Cemi, sengaja “mengurung” anaknya di dalam sebuah kamar, karena khawatir, Cemi mengamuk dan membuat gaduh di tengah masyarakat. Kondidi Cemi ini, sudah menjadi rahasia umum di tengah masyarakat Taram. Malang, tidak banyak benar yang peduli. Jadilah Cemi hidup “sendiri”.
Mendengar ada kisah remaja malang asal Taram itu, bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi yang beberapa hari lalu juga memutuskan rantai korban pasungan di Kecamatan Luhak, langsung terperanjat. Bupati Irfendi, mendadak ke kediaman Cemi, Minggu (17/4/2016).
Sebelum ke rumah Cemi, bupati Irfendi memerintahkan Kadis Kesehatan dr Adel dan Kadis Sosnakertrans Husin Daruhan, untuk menyiapkan ambulance dan segera meluncur ke Taram. Di rumah Cemi, Irfendi menemui pihak keluarga. Terutama orangtua anak itu.
Bupati meminta kepada orangtua Cemi, untuk membawa anaknya ke RS AB Saanin di Gadut, Kota Padang. “Alhamdulillah, orangtua Cemi mengerti. Saya sempat bilang, kalau tidak kita obat, apakah Cemi dibiarkan bertahan dengan kondisinya ini?,” sebut Irfendi, tadi siang.
Irfendi tampak berkali-kali mengusap air matanya. Dia mewarning Dinas terkait, untuk tidak lagi “mendiamkan” kondisi sosial seperti yang dialami Cemi. “Saya yakin, jumlah Cemi-Cemi yang lain masih banyak. Tolong, akhiri kondisi ini. Tangani dengan benar,” tegas Irfendi.
Bupati meminta peranan masyarakat, untuk tidak lagi “diam” melihat persoalan kesenjangan sosial. “Masyarakat jangan sampai membiarkan kalau ada diantara kita ada yang butuh bantuan menyangkut penyakit kejiwaan dan cacat,” ulas Irfendi.
Irfendi Arbi mengaku, manusia mesti dimanusiakan. Apapun kondisinya. “Memanusiakan manusia, adalah kewajiban. Bukan lagi pilihan,” pungkas suami Monalisa tersebut.
Setelah bicara panjang lebar dengan keluarga Cemi, akhirnya bupati Irfendi Arbi langsung memimpin “penyelamatan” Cemi dengan cara membawa ke RS Gadut. “Nanti, setelah diobati, kita bawa Cemi untuk rehab di Bengkulu. Penangannnya harus berkelanjutan,” demikian Irfendi.***
Kategori | : | Umum, GoNews Group, Limapuluh Kota |