Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
24 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
2
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
15 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
12 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Nasional
12 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
11 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Terkesan Sembunyikan Cost Recovery Surfaktan, Mulyadi Marahi Presdir Chevron

Senin, 22 Februari 2016 20:02 WIB
Penulis: Syafri Ario
terkesan-sembunyikan-cost-recovery-surfaktan-mulyadi-marahi-presdir-chevronMulyadi
JAKARTA- Saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VII dengan SKK Migas dan KKKS, termasuk Chevron, Wakil Ketua Komisi VII, Mulyadi memarahi Presiden Direktur Chevron Pasifik Indonesia (CPI), Albert Simanjuntak, saat sesi tanya jawab berlangsung.

Mulyadi berang kepada Albert lantaran tidak menjawab pertanyaan krusial yang ditanyakannya terkait Surfaktan, bahan kimia hasil riset PT CPI yang biayanya masuk ke cost recovery meskipun hasilnya belum jelas.

"Tadi saya sudah katakan dari tadi saya jelaskan masalah surfaktan, tapi kenapa bapak tidak menjawabnya, ini saya curiga pengeluaran ini tidak benar," tegas Mulyadi dengan nada tinggi kepada Albert, Senin (22/2/2016).

Kemudian Albert Simanjuntak menjawab, "Perlu kami sampaikan, nama chemical yang kami gunakan, di lapangan proyeknya dilakukan secara bertahap, yang dilakukan awal tahun 2000 an, hanya untuk menguji chemical total $22 juta dollar, dan biaya tahap dua menghabiskan $157.8 juta," ujarnya.

Legislator asal Sumatera Barat ini sangat tidak setuju apabila biaya riset tersebut dibebankan ke negara.

"Karna ini memakai uang negara, seharusnya cost recovery itu tidak perlu karena, hasilnya pun belum jelas disaat harga minyak turun, jadi tidak ada yang perlu ditutup-tutupi," ujarnya ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/