Home  /  Berita  /  Umum

Mari Berburu, Durian di Pangkalan dan Piladang Mulai Panen

Mari Berburu, Durian di Pangkalan dan Piladang Mulai Panen
Kaswi Darsof, salah seorang Kepala SD di Kabupaten Limapuluh Kota sedang memilih durian yang akan dibelinya pada Heri di Kecamatan Akabiluru (f/mus)
Sabtu, 02 Januari 2016 22:07 WIB
Penulis: Trinanda

LIMAPULUH KOTA- Durian di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat mulai panen. Masyarakat di sepanjang jalan negara di Kecamatan Pangkalan Kotobaru dan Piladang Kecamatan Akabiluru mulai demam durian, dan mendirikan dangau-dangau  untuk berjualan durian di pinggir sepanjang jalan negara  tersebut.

LIMAPULUH KOTA-  Durian di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat mulai panen . Masyarakat di sepanjang jalan negara di Kecamatan Pangkalan Kotobaru dan Piladang Kecamatan Akabiluru mulai demam durian, dan mendirikan dangau-dangau  untuk berjualan durian di pinggir sepanjang jalan negara  tersebut.

Ketika anda memasuki kabupaten Limapuluh Kota, dari Pekanbaru, Provinsi Riau, anda akan menyaksikan di sepanjang jalan sampai di Koto Alam banyak terlihat pondok kecil yang disebut dangau durian oleh penduduk berdiri di tepi jalan. Begitu juga bila anda dari Padang, anda juga menyaksikan dangau-dangau Durian sipenjang jalan Piladang sampai perbatasan Kabupaten Limapuluh Kota dengan Kota Payakumbuh. Durian tersebut ditawarkan dengan harga bervariasi, termasuk tempat duduk lesehan yang nyaman bserta lemangnya. Hal demikian  merupakan service tersendiri bagi penikmat durian disini.

Penjual durian seperti itu banyak di daerah Piladang Kecamatan Akabiluru. Menurut pengakuan seorang penjual durian, Heri (25) penjualan durian dengan sistim seperti itu telah dilakukan penduduk Piladang bertahun-tahun. “Setiap musim durian, dangau durian ini banyak berdiri.Umumnya durian disini diminati orang yang lalu lalang,terutama berasal dari luar daerah,” tutur Heri  di dangau duriannya ketika hendak ditanyakan harga duriannya itu

Terlihat di dalam pondok Heri, ada beberapa durian yang telah ranum. Durian tersebut dijual dengan harga Rp 10.000-Rp20.000 tergantung ukurannya. “Ini durian bagus, isinya tebal. Diambil ketika telah jatuh dari pohonnya,” tuturnya sambil memilihkan durian yang terbaik untuk dimakan. 

Heri merupakan salah satu dari puluhan pemilik dangau durian di Limapuluh Kota. Menjual durian baginya merupakan sambilan jika hanya musim durian. Pekerjaan utamanya adalah sebagai petani tomat dan cabe, serta membuat kerupuk   merah di Piladang.

Para pedagang Durian di sepanjang Jalan Sumbar-Riau dan Jalan Payakumbuh-Bukittinggi tersebut,  biasa berjualan dari pukul 07.30 sampai malam hari pukul 23.00 WIB. Mereka umumnya membeli  durian di Durian Gadang atau Sungai Cubadak tidak jauh dari daerah tersebut.”Biasanya disana harganya memang lebih murah, tetapi untuk kesana kita harus berjalan kaki langsung keladangnya,” ujar Zulman, salah seorang Kepala SD di Kecamatan tersebut.

Dalam penjualan itu para pedagang atau toke membeli durian seharga Rp 100 ribu perhari. Dengan uang sebanyak itu Ia mendapatkan durian sebanyak 15-20 buah. Keuntungan satu hari mereka  akui hanya Rp25- 50  ribu.

Selain di Kecamatan Pangkalan dan Akabiluru, durian juga sedang musim di Kenagarian Solok Bio-Bio dan Buluh Kasok, Kecamatan Harau. “Kalau di Solok Bio-Bio dan Buluh Kasok durian lebih murah lagi. Harganya hanya Rp 3.000 sampai Rp5.000,” ujar Yanuar, Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Harau. ***

Editor:M.Siebert
Kategori:Limapuluh Kota, Umum, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/