Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
12 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
12 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
11 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
4
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Sepakbola
12 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
5
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
11 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
8 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Umum
Kisah Hafiz Cilik Pekanbaru, Syekh Abdul Rasyid bagian III

''Rasyid Ingin Menunaikan Ibadah Haji, Antarkan Rasyid ke Tanah Suci Bunda''

Rasyid Ingin Menunaikan Ibadah Haji, Antarkan Rasyid ke Tanah Suci Bunda
Syeikh Abdul Rasyid, Dai sekaligus Hafiz Cilik asal Kota Pekanbaru saat bersama Syekh Ali Abbasy (Imam Masjid Aqsho- Palestina)
Sabtu, 26 Desember 2015 03:09 WIB
Penulis: Daniel Caramoy
PEKANBARU - Bercerita tentang kisah bocah ajaib dari Kota Pekanbaru, Riau, tentunya pembaca akan langsung terbayang sosok Syekh Abdul Rasyid, bocah kelas empat SD yang sudah hafal 17 Juz Al-qur'an tanpa bimbingan seorang Guru atau Kyai.

Ketika usia 6 bulan ia sudah bisa berjalan dan pintar bicara, ajaibnya kata pertama yang keluar dari mulut kecilnya adalah kalimat "allah". Usia 8 bulan iapun sudah bisa menulis kalimat Allah dan Muhammad, tanpa ada yang mengajari.

Beranjak usia 4 tahun Rasyid yang berawal bernama Gilang, sudah pandai berbicara bahasa arab dan bisa membaca kitab arab gundul tanpa guru. Umur 5 tahun iapun sudah mnghafal al qu'an dan bisa menirukan irama 15 imam besar dunia, mulai dari masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan lainya.

Bahkan Rasyid juga mengaku berkali-kali bertemu Nabi Muhammad dalam mimpinya. Iapun diberi gelar "Syekh" oleh ulamak besar Syekh Ali Jabber dalam acara Hafiz Cilik Indonesia.

Bagi pembaca setia GoRiau.com pastinya sudah membaca dua kisah Rasyid dalam dua episode sebelumnya, nah kali ini adalah dimana kisah Syekh Rasyid ketika ia bermimpi bertemu Rasulullah dan menyuruhnya untuk menunaikan ibadah haji.

Sejak peristiwa sakitnya Rasyid, karena dijauhkan dari Al-qur'an, ibunda Rasyid Yulia benar-benar berusaha menjaga dan menuruti segala sesuatu yang dicintai anaknya. Ia takut peristiwa serupa akan terjadi lagi pada anak yang ia cintai.

Pada suatu malam, usai melakukan aktifitas ibadahnya, Syekh Rasyid tertidur dengan pulas, wajah polosnya begitu tenang dan damai. Nafasnya begitu lembut serupa dengan kelembutan hatinya dihadapan sang maha pencipta. Esok harinya ia terbangun dan nampak seperti berusaha mengingat sesuatu yang baru saja dialaminya saat tidur.

Pagi itu usia Rasyid belum genap 3 tahun, iapun menceritakan sebuah kisah yang membuat terbelalak matanya, dan pastinya siapapun yang mendengar tidaklah percaya, termasuk ibundanya sendiri. Bagi ibunya kisah itu benar-benar baru ia dengar dan belum ia ketahui sebelumnya. Usai salat subuh, Rasyid mendekatinya dan berbisik "bunda," bisiknya sambil memeluk Yulia dengan erat. Mata bocah kecil itu menatap kedua mata ibundanya seperti ingin memahami perasaan ibu yang telah melahirkannya.

"Semalam Rasyid bermimpi bertemu Rasulullah, beliau menyuruhku untuk menunaikan ibadah haji. Rasyid disuruh untuk umroh, Sa'i dan mencium hajar aswad bunda," cerita Rasyid tentang mimpi yang dialaminya. Yulia terkesiap, ia seperti mendengar cerita dari orang yang sedang mengigau dalam tidurnya. Ia menatap anaknya "Apa kau cakap tadi nak," tanya Yulia.

Yulia dengan cucuran air mata menatap penuh penasaran kearah wajah anaknya, dan sesekali bengong merasa tidak percaya dengan kata-kata anakanya. "Sebenarnya engkau ini siapa sih nak," tanya Yulia dalam hati sambil memeluk erat anaknya.

"Rasyid ingin menunaikan ibadah haji bunda, antarkan rasyid ketanah suci bunda," ucap Rasyid memecah lamunan Yulia. Sambil terus merengek air mata mereka berdua terus bercucuran. Yulia pun tiba-tiba dikagetkan dengan suara Rasyid yang semakin terasa parau dengan wajah memelas.

Tiba-tiba mulut mungil tersebut dengan fasih berucap "Labbaik Allah Huma Labbaik, Labbaik La Syarika Laka Labaik. Innal Hamda Wa-ni'mata Laka walmuk Laa sharika Lak," (ya allah aku memenuhi panggilamu. Ya allah aku memenuhi panggilanmu, aku memenuhi panggilanmu, tiada sekutu bagimu, begitu juga seluruh kerajaan, tiada sekutu bagimu).

Rasyid tiba-tiba menangis keras sesunggukan. Ia menangis sambil terus melafalkan talbiah dalam pelukan sang bunda. Yulia bertambah gemetar "Ya allah tak pernah-pernahnya anaku memeluk seperti ini, ada apa sebenarnya ya allah," gumam Yulia.

Sungguh tangisan Rasyid telah menyayat hatinya. Tidak pernah ia merasakan kesedihan dan permintaan Rasyid. Tak terbayang oleh Yulia berada di kota suci Makkah, sebagai seorang muslim Yulia juga ingin memenuhi panggilanya. "Sabar ya nak, bunda pun ingin sekali kesana, insya allah bunda akan berusaha memenuhi keinginanmu nak, Rasyid berdoa saja sama allah ya," hibur Yulia sambil mengusap air mata anaknya.

Rasyid memandang wajah bundanya, tak tergambarkan kebahagian yang terpancar dari matanya. "Makasih bunda.., makasih bunda," ucap Rasyid berulang-ulang.

Setelah mendapat jawaban sang bunda, hari-hari Rasyid berubah 90 derajat. Dimana ia selalu meluangkan waktu sehabis pulang sekolah untuk berlatih manasik haji dirumah tanpa bimbingan siapapun, bahkan ibunda saat itu tidak mengerti tata cara berhaji dengan baik dan benar.

Sebagai seorang batita, perjalanan dan pengalaman spiritualnya sungguhlah menakjubkan. Diusia sekecil ini ia seperti sudah merasakan kehidupan relegius yang begitu matang. Perilakunya yang islami, keinginananya menjadi imam Masjidil Haram, mimpinya untuk membangun masjid, dan menunaikan ibadah haji adalah keinginan yang tidak lazim dimiliki oleh anak seusianya.

Pembaca GoRiau.com dimanapun anda berada, akankah Syekh Rasyid benar-benar menjalankan perintah Rasulullah yang dialaminya lewat mimpi-mimpinya, atau kah ibunda Rasyid Yulia dapat memenuhi janjinya.

Simak terus kisah Syekh Abdul Rasyid pada episode berikutnya, ikuti kisah-kisah nyata bocah ajaib dari Pekanbaru setiap hari sabtu tentunya dengan terus mengakses GoRiau.com. Bersambung...***

Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/