Home  /  Berita  /  Umum

Ritual 'Maambiak Tanah' Awali Pesta Tabuik di Pariaman

Ritual Maambiak Tanah Awali Pesta Tabuik di Pariaman
Kamis, 15 Oktober 2015 14:52 WIB
Penulis: .
PARIAMAN, GOSUMBAR.COM - Even pariwisata Pesta Budaya Tabuik 2015 di Kota Pariaman, Sumatera Barat dimulai, Rabu (14/10) menjelang waktu maghrib, diawali dengan ritual 'maambiak tanah' oleh dua kelompok anak nagari (desa adat) pengikut rumah tabuik.

Prosesi ritual maambiak tanah itu diikuti ratusan warga yang dimeriahkan dengan arak-arakan masyarakat dan alunan gandang tasa (alat musik tradisional setempat).

"Ritual maambiak tanah ini memiliki makna bahwa asal usul manusia dari tanah," kata Tuo Tabuik Subarang Syafrudin Cuuang di Pariaman, Kamis.

Selain itu prosesi maambiak tanah juga bermakna dan berkaitan erat dengan pengambilan jasad Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.

Prosesi pengambilan tanah ini dianggap sebagai sebuah prosesi yang sakral sehingga mendapat perhatian masyarakat setempat.

"Prosesi ini merupakan simbol pengambilan jasad Husein yang mati syahid pada perang Karbala melawan penguasa Yazid bin Muawiyah," ucap dia.

Meskipun dianggap sakral, para penyelenggara Tabuik Pariaman bertekad menampilkan dan menunjukkan prosesi awal hingga akhir ritual budaya tersebut hingga selesai.

Tanah yang diambil tersebut berasal dari sebuah sungai di Desa Pauh, Kecamatan Pariaman Tengah. Alasan tanah tersebut diambil dari dasar sungai karena harus tanah liat.

Pelaksanaan ritual maambiak tanah merupakan ritual pertama yang dilakukan dua kelompok tabuik anak nagari yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang.

Pelaksanaan ritual itu sendiri dilakukan di dua tempat berbeda oleh dua kelompok tabuik yang diikuti dan disaksikan ribuan masyarakat kota itu.

Selain mengambil segumpal tanah dari dasar sungai, juga terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam ritual tersebut seperti bunga-bungaan, kain putih, dan kemenyan yang dibakar menggunakan serabut kelapa.

"Prosesi ini dimulai dari 'daraga' atau tempat pembuatan tabuik sampai ke tempat pengambilan tanah, kemudian kembali ke daraga dengan diiringi gandang tasa," jelasnya.

Selain itu prosesi tersebut dilakukan seorang laki-laki dari keluarga tabuik dengan memakai pakaian putih sebagai lambang kejujuran dan kesucian kepemimpinan Husein.

"Setelah tanah yang diambil dibungkus dengan kain putih kemudian dimasukkan ke dalam belanga yang juga dibungkus kain putih dan diletakkan di daraga masing-masing dua kelompok tabuik, dan ini menunjukkan bahwa prosesi pertama sudah dilakukan," tambahnya.

Sementara itu Nasrun Jon salah seorang tokoh masyarakat setempat yang juga salah seorang "tuo tabuik" menyebutkan ritual tabuik sama sekali tidak bertentangan dengan agama Islam.

Selain itu ritual tabuik adalah sebuah budaya masyarakat setempat tidak ada paham-paham yang bertentangan dengan Islam.

"Salah satu pesan dari prosesi tabuik ini ialah untuk memanggil orang rantau pulang ke kampung halaman," ucap dia. ***

Sumber:antara
Kategori:Pariaman, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/