Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Riang: Sudah Unggul Tapi Kurang Bisa Memanfaatkan
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Riang: Sudah Unggul Tapi Kurang Bisa Memanfaatkan
2
Jojo Jaga Peluang, Indonesia Masih Tertinggal 1-2 dari China
Olahraga
20 jam yang lalu
Jojo Jaga Peluang, Indonesia Masih Tertinggal 1-2 dari China
3
China Juara dan Indonesia Runner Up Piala Thomas 2024
Olahraga
18 jam yang lalu
China Juara dan Indonesia Runner Up Piala Thomas 2024
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Serangan AS ke Fasilitas Iran Ikut Pengaruhi Pelemahan Rupiah

Serangan AS ke Fasilitas Iran Ikut Pengaruhi Pelemahan Rupiah
Sabtu, 28 Oktober 2023 17:53 WIB
JAKARTA – Pelemahan rupiah dipengaruhi laporan terkait militer Amerika Serikat (AS) menyerang fasilitas Iran di Suriah. Situasi ini memicu aliran dana ke aset-aset safe haven khususnya emas.

“Serangan tersebut yang dilakukan terhadap dua fasilitas di Suriah Timur merupakan pembalasan atas serangan baru-baru ini terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah,” jelas Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam catatan Jumat (27/10).

Serangan terhadap pasukan AS telah meningkat sejak dimulai konflik sejak serangan Hamas (kelompok perlawanan Palestina) pada awal Oktober 2023 ke Israel. Berita ini dianggap meningkatkan kekhawatiran atas eskalasi konflik Timur Tengah yang lebih luas.

Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah melemah sebesar 19 poin atau 0,12% ke harga Rp 15.939 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.920 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis (26/10) turut melemah ke posisi Rp 15.941 dari sebelumnya Rp 15.933 per dolar AS.

Menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra, rupiah melemah karena rilis data produk domestik bruto (PDB) AS kuartal III-2023 jauh lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya, yakni 4,9% dari 2,1%.

“Data ini menunjukkan ekonomi AS masih solid, sehingga masih memungkinkan untuk Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuannya untuk meredam inflasi ke target 2%,” katanya.

Ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga masih memicu sentimen hindari risiko di pasar keuangan yang membebani rupiah sebagai aset berisiko.

Secara historis, perang antara Israel dengan Hamas berlangsung selama dua hingga tiga bulan. Ini berarti nilai tukar rupiah berpotensi terganggu mengingat babak eskalasi baru dimulai sejak 7 Oktober 2023.

Investor pada hari ini juga tertuju pada data inflasi personal consumption expenditures (PCE) Price Index AS yang diprediksi meningkat 0,3% secara month to month (MoM) dan 3,7% secara year on year (YoY). ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:investor.id
Kategori:Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/