Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finis di Podium 3
Olahraga
11 jam yang lalu
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finis di Podium 3
2
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Olahraga
11 jam yang lalu
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
3
Soal VAR, Ini Proses Persetujuan Dari FIFA
Olahraga
10 jam yang lalu
Soal VAR, Ini Proses Persetujuan Dari FIFA
4
Aura Positif Ruang Ganti Persib Bandung Jelang Final Championship Series
Olahraga
10 jam yang lalu
Aura Positif Ruang Ganti Persib Bandung Jelang Final Championship Series
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Umum

DPR Soroti Persoalan Distribusi dan Transmisi Listrik di Aceh

DPR Soroti Persoalan Distribusi dan Transmisi Listrik di Aceh
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima saat memimpin Kunjungan Kerja Reses di Banda Aceh, Aceh, Senin, 8 Agustus 2022). (foto: ist./dpr)
Selasa, 09 Agustus 2022 12:16 WIB
BANDA ACEH - Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI menyoroti sistem kelistrikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), yang sampai saat ini masih kerap terjadi pemadaman bergilir sehingga bisa berdampak pada produktivitas masyarakat. Siaran parlemen yang dibaca, Selasa (9/8/2022) menyebut, Komisi VI DPR RI akan memitigasi hal tersebut dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan mitra kerja.

"Listrik (di Aceh) ada byarpet-nya, sementara over supply 224 megawatt. Jadi sebenarnya persoalannya dimana? Jadi, ada beberapa yang terkait dengan transmission. Transmission di Penyertaan Modal Negara (PMN) yang Rp10 triliun di tahun 2023. Di (Aceh) sini sendiri menyerap kurang lebih sekitar Rp60 miliar dikali 2, maka Rp120 miliar ya (untuk) dua transmision," kata Aria Bima dalam kunjungannya di Aceh, kemarin, sebagaimana dikutip GoSumbar.com.

Baca Juga: Anggota DPR Desak Percepatan Realisasi Anggaran PC-PEN 

Baca Juga: Komisi VII DPR Minta PLN Lakukan Efisiensi, Agar Tak Cuma Andalkan Kenaikan Tarif Listrik 

Politisi PDI-Perjuangan itu berharap persoalan terkait distribusi dan transmission listrik di Aceh ini dapat segera diselesaikan, mengingat di hulu terjadi over supply sebesar 224 megawatt, sehingga pihaknya mengingatkan agar hal ini yang harus dimitigasi ke depannya.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI Tommy Kurniawan mengatakan jika memang terjadi surplus listrik di hulu dan terdapat masalah di sistem transmission-nya, maka hal itu harus disosialisasikan kepada perangkat desa terkait, agar masyarakat mengetahui dan memahami kendala pemadaman listrik secara bergilir tersebut.

Baca Juga: Temui Menpora Amali, Pj Gubernur Aceh Laporkan Kesiapan PON 2024 

Baca Juga: Pemerintah Umumkan Kenaikan Tarif Listrik di Atas 3.500 VA per 1 Juli 2022 

Terlebih, Tommy sudah pernah menyarankan kepada Direksi PT PLN terkait persoalan transmisi ini. Menurutnya, perlu dipasang sebuah sensor di dalam sistem transmisinya, sehingga ketika terjadi case atau masalah di sistem transmisi, sensor tersebut dapat mengirimkan signal ke super platform yang dibuat oleh PLN, sehingga transmisi mana yang bermasalah dapat segera diatasi.

"Pertama efisien ya, karena tidak perlu orang ngecek ke lapangan. Kedua, bisa di tanganinnya secara cepat dan itu menurut saya bisa menjadi early warning bagi permasalahan-permasalahan yang di lapangan. Kan banyak permasalahannya. Bukan hanya itu, masalah kabel juga, dan lain sebagainya," kata Tommy.

Baca Juga: Anggota DPR: APBN 2023 Harus Antisipasi Dampak Ketegangan Beijing-Taipei 

Baca Juga: Marciano Sebut Persiapan PON XXI Aceh-Sumut 2024 Berjalan Sesuai Tahapan 

Saat ini PLN telah mengeluarkan aplikasi yang diberi nama PLN Mobile, sehingga setiap terjadi permasalahan yang berkaitan dengan listrik, aplikasi itu akan menginformasikan berbagai hal terkait sistem kebutuhan kelistrikan, maupun keluhan lainnya. Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, sejak awal aplikasi tersebut diterbitkan, hingga saat ini memang mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Dimulai dari lebih user interface-nya, dan kemudahan praktis lainnya.

Namun, menurut Tommy, untuk hal yang berkaitan dengan keluhan pelanggan tidak dapat langsung direspons, tetap butuh waktu dan tidak cepat penanganannya. Apalagi yang berkaitan dengan pembelian saldo token listrik yang menurutnya juga tidak efisien dan praktis. "Tapi juga masih banyak terjadi kendala ya, cuma sudah lebih baik. Contoh misalnya kendalanya kalau di aplikasi ini kalau misalkan listrik mau habis misalkan, ya biasanya habis pulsanya mau habis itu dia masih menghitung berdasarkan pemakaian tidak ada notification-nya," jelasnya.

Baca Juga: Bus ''Pulang Basamo'' Tabrak Tiang Listrik dan Terbalik di Indarung, Dua Orang Tewas 

Baca Juga: Menpora Amali Undang KONI Pusat Bahas Progres Pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut 2024 

"Kan biasanya kalau kita enggak di rumah, di meteran (listrik) gitu bunyi. Tapi saya waktu itu sudah kasih masukan bahwa (perlu) ada push notification yang dikirim ke kita, bahwa ini tokennya sudah mau habis, bisa diisi. Nah supaya lebih efisien lagi, ketika kita ngisi (token), otomatis langsung masuk kayak kita ngisi pulsa handphone. Kan ketika ngisi (pulsa) langsung masuk. Jadi kita enggak perlu pencet-pencet (di meteran listrik). Mungkin ke depannya bisa seperti itu, supaya benar-benar menjadi super apps dan canggih," sambungnya.

Dalam pertemuan antara Tim Kunker Komisi VI DPR RI dengan mitra kerja, terungkap bahwa kondisi kelistrikan Aceh eksisting di antaranya, dengan sistem grid, total daya mampu sebesar 669 megawatt, dengan beban puncak 445 megawatt, dan surplus 224 megawatt. Sementara dengan sistem isolated, total daya mampu 27 megawatt, beban puncak 24,3 megawatt dan surplus sebesar 2,7 megawatt. Kemudian untuk realisasi rasio desa berlistrik (RD) Sumatera-Kalimatan periode Juni 2022, untuk Aceh sendiri terdapat 6,497 jumlah desa dimana secara keseluruhan semuanya sudah berlistrik.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Umum, Nasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/