DPR Minta Pemerintah Sediakan Layanan Konseling Menyusui Para Ibu
"Kami juga meminta pemerintah untuk melakukan penguatan kapasitas agar dapat menyediakan layanan konseling menyusui yang berkualitas dan mengumpulkan bukti untuk mendorong tindakan yang sangat tegas terhadap pemasaran produk pengganti ASI yang tidak tepat," kata Puan sebagaimana dikutip GoSumbar.com di Jakarta dari siaran parlemen.
Baca Juga: Anggota DPR RI Minta KPK-Kejagung Pulangkan Surya Darmadi
Baca Juga: Jaga Harga Pangan, DPR Minta Tim Pemerintah Kendalikan Inflasi
Puan mengingatkan, pemberian ASI tak hanya menjamin kesehatan tapi juga dapat membuat anak memiliki kecerdasan yang lebih tinggi. "Maka dukungan kepada ibu agar dapat memberikan ASI kepada anaknya harus mendapat dukungan yang maksimal," tambah Puan.
Di tengah momentum peringatan Pekan Menyusui Sedunia tahun 2022, Puan menyampaikan apresiasi kepada para ibu yang tetap berupaya memberikan ASI bagi anaknya meski menjadi suspek atau terkonfirmasi positif Covid-19.
Baca Juga: Memilukan, Bayi Bangunkan Jenazah Ibunya karena Ingin Menyusui
Baca Juga: Artis Ibu Kota Ikut Terpukau dengan Sambutan Masyarakat Adanya ASEAN Para Games Solo 2022
"Saya mengimbau kepada ibu yang tengah menjalani isolasi mandiri untuk tetap memberikan ASI kepada anaknya dengan memperhatikan protokol kesehatan. Bayi dan anak yang sakit maupun terkonfirmasi positif Covid-19 juga tetap harus mendapat asupan ASI demi meningkatkan daya tahan tubuh mereka," kata Puan.
Di akhir pernyataannya, mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu mengatakan, perjuangan ibu dan keluarga-keluarga Indonesia, perlu mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah serta pemangku kebijakan terutama di perkantoran maupun sarana publik lainnya.
Sebagai informasi, tren pemberian Air Susu Ibu (ASI) selama pandemi Covid-19 mengalami penurunan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2021, setidaknya 52,5 persen atau hanya setengah dari 2,3 juta bayi berusia kurang dari enam bulan yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia. Selain itu, layanan konseling menyusui menjadi jauh lebih sulit diakses masyarakat Indonesia selama pandemi Covid-19.
Survei nasional yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan tahun 2021 menemukan bahwa kurang dari 50 persen ibu dan pengasuh anak di bawah dua tahun yang menerima layanan konseling menyusui selama pandemi.***