Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
22 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
2
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
3
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
23 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
4
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
12 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
5
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
12 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
6
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
12 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Olahraga
Kompetisi Sepakbola BRI Liga 1 2021-2022

Telan Hasil Buruk, Putu Gede Bicara Alarm Bahaya

Telan Hasil Buruk, Putu Gede Bicara Alarm Bahaya
Laga PSS melawan Persikabo 1973 (Foto: ligaindonesiabaru)
Jum'at, 25 Februari 2022 16:44 WIB
Penulis: Azhari Nasution
DENPASAR - PSS Sleman harus kembali menelan hasil buruk kala takluk 2-0 dari Persikabo 1973 pada pekan 27 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Kamis (24/2/2022) lalu.

Pelatih PSS Sleman, I Putu Gede Dwi Santoso mengatakan kekalahan dari Persikabo 1973 menjadi alarm bahaya bagi tim.

Karena persaingan di papan tengah hingga zona degradasi masih cukup sengit ia menilai para pemain tim berjuluk Super Elang Jawa kehilangan fighting spirit di babak kedua sehingga lawan bisa memanfaatkan situasi tersebut dan mencetak gol. Padahal di babak pertama, PSS Sleman berhasil menguasai jalannya pertandingan.

“Saya pikir alarm bahaya buat PSS karena masih ada tujuh pertandingan lagi. Momen-momen ini krusial butuh mental persaingan di papan bawah semakin dekat di tengah. Kalau kita main seperti ini jadi masalah,” ungkap pelatih asal Bali.

“Babak pertama kita sudah menguasai cuma inilah kalau kita enggak bisa memaksimalkan peluang akhirnya tim Persikabo berbenah dan dia jadi kuat. Jadi punya mental, kita akhirnya tertekan."

“Secara keseluruhan fighting spirit pemain hilang terutama di babak kedua,” sambungnya.

Hal senada juga dikatakan gelandang PSS Sleman, Misbakus Solihin yang mengakui tim kurang maksimal dalam menyelesaikan peluang. Ia mengaku segera melupakan hasil buruk melawan Persikabo 1973 dan fokus menatap laga selanjutnya.

“Di babak pertama kita menguasai pertandingan dan kurang memanfaatkan peluang. Di babak kedua kita banyak melakukan kesalahan sendiri dan terjadi gol. Kita harus melupakan pertandingan hari ini (kemarin) dan fokus ke depan,” beber Misbakus Solihin. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/