Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Sumatera Barat
22 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
2
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
24 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
3
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
4
Indra Sjafri Genjot Fisik Timnas U-20 Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
Indra Sjafri Genjot Fisik Timnas U-20 Indonesia
5
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
19 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Kemungkinan Terburuk, Covid-19 Digunakan sebagai Senjata dalam Konflik Geopolitik

Kemungkinan Terburuk, Covid-19 Digunakan sebagai Senjata dalam Konflik Geopolitik
Ketua Umum DPP Gelora Anis Matta. (Foto: Istimewa)
Senin, 05 Juli 2021 07:00 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua Umum DPP partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengaitkan Virus Corona (COVID-19) dengan senjata biologi dalam konflik geopolitik.

Dia menyatakan sebuah kemungkinan COVID-19 digunakan sebagai senjata biologi. "Kemungkinan yang buruk, yaitu COVID-19 ini juga digunakan menjadi senjata dalam konflik geopolitik," ujar Anis Matta dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (4/7).

Anis Matta mengatakan COVID-19 ini datangnya dari Tiongkok dan Indonesia juga menggunakan vaksin dari negara tersebut.

Menurut dia, makna geopolitiknya adalah Indonesia sebagai korban dan pada waktu yang sama juga menjadi konsumen.

Anis kemudian mengajak publik untuk mulai menyadari adanya perlombaan luar biasa dari empat kekuatan utama dunia, yaitu Amerika Serikat (AS), Eropa, Rusia, China dalam memproduksi vaksin.

"Kita juga lihat di sini ada 'racing' atau perlombaan dari paling tidak empat kekuatan dunia yaitu, Amerika Serikat, Eropa, Rusia dan China dalam produksi vaksin," ujarnya.

Meski demikian, Anis Matta mengaku belum mengetahui apakah industri vaksin akan menjadi salah satu leading industri di masa yang akan datang.

Karena itu, menurut dia, tidak begitu mengherankan apabila saat ini terjadi disinformasi luar biasa mengenai COVID-19.

Informasi saintifik telah bercampur dengan informasi hoaks yang begitu cepat menyebar di masyarakat.

"Misalnya tentang keburukan dan kelebihan dari tiap vaksin yang digunakan, karena ada instrumen pertarungan kepentingan global," pungkas Anis.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/