Home  /  Berita  /  Peristiwa
Hardiknas

Wujudkan Generasi Pembelajar Agar jadi Pemenang dalam Persaingan di Masa Datang

Wujudkan Generasi Pembelajar Agar jadi Pemenang dalam Persaingan di Masa Datang
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)
Minggu, 02 Mei 2021 13:25 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Hari Pendidikan Nasional momentum bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan generasi pembelajar. Karena di era disrupsi yang sarat perubahan ini, kesadaran untuk cepat belajar menjadi kunci untuk memenangi persaingan di masa datang.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (2/5/2021) di Jakarta.

"Memasuki era disrupsi dan menghadapi dampak pandemi Covid-19 membutuhkan generasi yang mampu beradaptasi lewat bekal pengetahuan yang dimilikinya," kata Lestari.

Menurut Lestari, membentuk generasi pembelajar menjadi sangat penting, karena keberhasilan menghadapi tantangan di masa datang sangat dipengaruhi oleh kecepatan kita dalam beradaptasi terhadap kondisi yang berubah dengan cepat. "Untuk mewujudkan generasi pembelajar, memerlukan upaya yang konsisten dan melibatkan semua pihak, baik para pemangku kepentingan dan masyarakat," ujar Rerie, sapaan akrabnya.

Program Merdeka Belajar yang bertujuan memberikan kemerdekaan bagi murid, guru, unit pendidikan dan ekosistem pendidikan untuk berpartisipasi dalam dunia pendidikan, juga diharapkan mampu mewujdkan hal itu.

Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI itu menjelaskan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini juga berdampak pada kenaikan angka putus sekolah di tanah air.

"Pada Desember 2020, UNICEF menemukan bahwa 938 anak di Indonesia putus sekolah akibat pandemi COVID-19. Bahkan, 75% di antaranya tak bisa melanjutkan sekolahnya. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sejak awal pandemi COVID-19 hingga Februari 2021 sudah lebih dari 150 anak putus sekolah karena menikah dan bekerja," urainya.

Dengan sejumlah program pendidikan yang telah dipersiapkan oleh pemerintah itu, tambah Rerie, diharapkan mampu mengatasi sejumlah kendala dalam proses belajar di lapangan.

"Selain itu, upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan UUD 1945, kepada generasi penerus merupakan langkah penting untuk membentuk bangsa yang berkarakter kuat," urainya.

Meski begitu, diakui Rerie, saat ini sebagian masyarakat kita bukan pembelajar yang baik, bahkan terkesan enggan belajar untuk menjadi lebih baik.

Hal itu terlihat dalam kasus pengendalian Covid-19 di tanah air misalnya. Menurut Rerie, seharusnya peristiwa gelombang tsunami kasus positif Covid-19 di India bisa diambil sebagai pelajaran, sehingga masyarakat di Indonesia meningkatkan disiplin protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan dengan masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, untuk mencegah terjadinya hal serupa di Indonesia.

"Namun, sebagian masyarakat kita mengabaikan pelajaran dari India itu. Jelang Idul Fitri, sejumlah pasar padat pengunjung tanpa menjaga jarak mengabaikan protokol kesehatan. Sejumlah klaster baru penyebaran Covid-19 pun bermunculan, seperti klaster buka puasa bersama, klaster ziarah, dan klaster acara pernikahan. Belum lagi, sejumlah pelanggaran kebijakan pengendalian Covid-19 yang dilakukan dengan sengaja demi kepentingan pribadi, seperti kasus penggunaan alat swab bekas dan mafia karantina," tukas Ketua Majelis Tinggi Partai NasDem itu.

Sulit disiplinnya masyarakat yang terkonfirmasi dari sederet pelanggaran terhadap kebijakan pengendalian Covid-19 itu, menurut Rerie, memperlihatkan sebagian masyarakat kita bukanlah pembelajar yang baik.

Akibatnya, jelas Rerie, kesalahan-kesalahan yang sama terus berulang. Dalam upaya pengendalian Covid-19, tambahnya, kesalahan sama yang berulang akan menghambat upaya pengendalian yang dilakukan, bahkan berpotensi meningkatkan kembali kasus positif Covid-19 seperti di India.

"Sedangkan dalam menghadapi persaingan di era disrupsi, pengulangan kesalahan dalam menyikapi masalah, berpotensi membuat bangsa ini tertinggal dan kehilangan daya saing terhadap bangsa lain di dunia," tukasnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, Rerie berharap, para pemangku kepentingan dan masyarakat berkolaborasi dengan baik menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang kita miliki serta merealisasikan Program Merdeka Belajar dengan baik, sehingga dapat membentuk generasi yang tangguh serta berdaya saing di masa datang.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/