Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
22 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
2
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
3
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
23 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
4
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
12 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
5
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
12 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
6
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
12 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Jokowi Tegaskan Kartu Pra Kerja Tak Bebani APBN

Jokowi Tegaskan Kartu Pra Kerja Tak Bebani APBN
Senin, 11 Maret 2019 14:18 WIB
JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan, program Kartu Pra Kerja yang bakal diluncurkannya nanti tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN. Meski begitu, dia belum mau menjelaskan secara rinci pos anggaran mana yang akan dialokasikan untuk program tersebut.

Menurut dia, program tersebut harus dilihat sebagai bentuk investasi pemerintah untuk memajukan sumber daya manusia Indonesia. Sebab, ditegaskannya, pemegang kartu tersebut bakal mendapat insentif atau gaji meski belum mendapat pekerjaan sehingga bisa lebih produktif.

"Ya seperti yang saya sampaikan bahwa dalam lima tahun ke depan itu kita ingin berkonsentrasi fokus pembangunan sumber daya manusia secara besar-besaran ya salah satunya ini," katanya di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 10 Maret 2019.

Dia pun menuturkan, pemegang kartu ini, dimulai dari lulusan Sekolah Menengah Pertama hingga lulusan kuliah, akan terlebih dahulu dimasukkan program pelatihan atau vokasi yang dibimbing oleh sektor swasta. Dengan harapan, setelah dilatih bisa langsung direkrut untuk bekerja di perusahaan itu.

"Merugikan gimana? Ini lho ya kartu pra kerja kan yang sering ditanyakan, ini jadi nanti lulusan SMP, SMK, SMA atau Universitas, misalnya setelah megang ini akan di-training, di-trainingnya itu bisa BUMN bisa swasta, bisa juga kementerian atau pemerintahan," paparnya.

"Tapi dalam jumlah yang banyak, bisa dalam negeri bisa di luar negeri, jadi yang pegang ini, wajib ikut training, dapat insentif honor, kalau trainingnya selesai dia belum dapat pekerjaan, diberikan insentif honor sampai waktu tertentu, bisa enam bulan," tambah dia.

Sumber Daya Manusia, menurut dia, memang perlu untuk terus didorong agar lebih berkualitas. Lantaran, persaingan kerja saat ini, baik di dalam maupun luar negeri, sudah semakin sulit. Karenanya, pemberian insentif tersebut dikatakannya bisa memacu SDM semakin berkualitas, dan memastikan agar Indonesia tidak selalu terjebak ke dalam area negara yang berpendapatan menengah.

"Ya supaya kita tidak terjebak pada negara berpendapatan menengah, middle income trap. Karena banyak negara yang sudah mengalami ini tidak bisa naik jadi negara maju karena terjebak pada infrastruktur yang tidak siap, SDM yang tidak siap, pelajaran itu yang harus kita ambil sebagai pengalaman," tuturnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Viva.co.id
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/