Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
24 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
2
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Riang: Sudah Unggul Tapi Kurang Bisa Memanfaatkan
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Riang: Sudah Unggul Tapi Kurang Bisa Memanfaatkan
3
Jojo Jaga Peluang, Indonesia Masih Tertinggal 1-2 dari China
Olahraga
20 jam yang lalu
Jojo Jaga Peluang, Indonesia Masih Tertinggal 1-2 dari China
4
China Juara dan Indonesia Runner Up Piala Thomas 2024
Olahraga
18 jam yang lalu
China Juara dan Indonesia Runner Up Piala Thomas 2024
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Pergerakan Politik Pemilu 2019-The Real Election

Harris Azhar Tolak jika Golput Disebut Bagian dari Propoganda Politik

Harris Azhar Tolak jika Golput Disebut Bagian dari Propoganda Politik
Direktur Lokataru, Haris Azhar . (Zul/GoNews.co)
Selasa, 05 Maret 2019 15:55 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Direktur Lokataru, Haris Azhar menolak jika Golput dalam pemilu disebut bagian dari agenda propagandis yang anti Demokrasi. Haris, menuding balik pihak yang lebih dulu menyatakan hal tersebut.

"Anti Demokrasi, justru kita Golput karena kita percaya demokrasi. Dalam Demokrasi, gak boleh pemaksaan kehendak," kata Haris usai menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (05/03/2019).

"Kalau dia memaksakan milih 01, 02, maka orang-orang itu tidak demokratis," kata pengajar mata kuliah HAM di Universitas Trisakti itu.

Sebelumnya, pengamat politik EII, Iskandarsyah menyebut, dua kubu politik petarung Pemilihan Umum (pemilu) serentak 2019 yakni kubu Prabowo-Sandi dan kubu Jokowi-Amin, tengah disusupi 2 kelompok anti Demokrasi dan anti Pancasila.

Menjadi parasit politik, agenda dua kelompok penyusup itu disebut Iskandar telah sukses 60 persen.

"Jika angka Golputnya tinggi, maka agenda mereka jadi 80 persen berhasil," kata Iskandarsyah, 25 Januari 2019, lalu.

Terkait situasi tersebut pun, Iskandarsyah meminta Kepala BIN, Budi Gunawan untuk membuka data kepada pemerintah. BPN Prabowo-Sandi dan TKN Jokowi-Maruf, juga diharapnya bisa segera duduk bersama.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/