Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kadis Kesehatan Mentawai: Daging Penyu Mengandung Racun Arsenik

Kadis Kesehatan Mentawai: Daging Penyu Mengandung Racun Arsenik
Minggu, 25 Februari 2018 20:27 WIB

PADANG - Tewasnya tiga orang warga Desa Pasakiat Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai membuat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Lahmuddin Siregar meminta kepada seluruh warga Mentawai menghentikan mengkonsumsi penyu, pasalnya kejadian nahas ini tidak hanya sekali ini saja terjadi melainkan sudah sering terjadi.

Menurutnya pada bulan ini masyarakat mengkonsumsi penyu yang berukuran 1,5 meter denga berat 80 kilogram menyebabkan 104 orang masyarakat dari enam suku di Desa Pasakiat Taileleu mendapat perawatan diantaranya 16 orang perawatan intensif dimana 2 orang di Puskesmas dan 14 orang terpaksa dirawat di Balai Desa. "Sementara 3 orang meninggal dunia.Adapun yang meninggal 2 balita dan 1 orang lansia," terangnya Minggu (25/2/2018).

Katanya, kejadian serupa sudah sering terjadi, dari data yang ada tercatat mulai 2005-2018 sudah 9 kali kejadian yang menelan korban sebanyak 32 orang dan yang mengalami sakit sebanyak 752 orang. "Kita ketahui bahwa alga jenis tumbuhan air yang banyak menyerap logam berat. Penyu bisa memakan alga atau ubur-ubur.Makin tua umur penyu makin tinggi kandungan racun.Penyu yang juga biota laut paling banyak terkontaminasi logam berat dari laut yg terakumulasi," terangnya.

Selain itu penyu dapat berumur puluhan tahun dan jarak tempuh 10.000 kilometer.Penyu penyebab kematian yang terjadi di Bosua tahun 2013 ternyata mengandung arsenik."Wilayah Kepulauan Mentawai merupakan salah satu tempat yang paling disenangi penyu untuk bertelur karena pantai yang bersih dan jernih. Penyu setelah bertelur dapat melanjutkan perjalanan ke benua lain seperti Amerika atau Afrika," terangnya.

"Masyarakat jangan lagi mengkonsumsi penyu karena pada daging penyu terdapat logam berat Kadmium 3 kali lipat dibanding daging ikan dan kandungan merkuri 10 kali lipat lebih tinggi.Penyu juga mengandung arsenik atau campuran berbagai pestisida.Pada daging ini juga ditemukan mikroba penyebab tuberkulosis dan salmonella," pungkasnya.

Data kasus keracunan penyu 2005-2018 dari Dinas Kesehatan Mentawai

1. Tanggal 19 Oktober 2005, di Desa Matobe Kec. sikakap keracunan 46 org dan 4 orang meninggal

2. Tanggal 11 Juni 2006, di Dusun Sibudakoinan Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah keracunan sebanyak 115 orang diantaranya 13 orang meninggal dan 20 orang mendapat perawatan Intensif.

3. Tanggal 9 Maret 2009, 3 orang meninggal dunia dan 1 org dirawat intensif.

4. Tahun 2010, 3 kali kejadian yakni tanggal 9 Maret 2010 di Dusun Parak Batu Desa Sinaka, 111 orang mengalami keracunan dan 3 orang meninggal dunia, tanggal 30 Maret 2010, dimana 80 orang keracunan dan 1 orang meninggal dan di Bulasat 20 orang keracunan dan tidak ada yg meninggal.

5. Tanggal 3 oktober 2012 di Bulasat, sebanyak 85 orang mengalami keracunan dan 3 orang meninggal. 6. Tanggal 23 Maret 2013 di Bosua sebanyak 148 orang mengalami keracunan dan 3 orang meninggal 7. Tanggal 17 Februari 2018, mengalami keracunan sebanyak 104 orang, 16 orang perawatan intensif dan 3 orang meninggal.

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Sumatera Barat, GoNews Group, Pemerintahan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/