Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
15 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
14 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
4 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
5
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
4 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
6
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
4 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pelaku Ekonomi Pasar Tradisional Kapok Pilih Jokowi, Survei IDM: Elektabilitas Prabowo Naik Tajam

Pelaku Ekonomi Pasar Tradisional Kapok Pilih Jokowi, Survei IDM: Elektabilitas Prabowo Naik Tajam
Pertemuan Presiden Jokowi dan Prabowo beberapa bulan yang lalu. (istimewa)
Minggu, 17 Desember 2017 23:31 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kian dekat, nama-nama tokoh yang diprediksi bakal maju mencalonkan diri menjadi Presiden sudah bermunculan, termasuk Jokowi dan Prabowo, yang tahun 2014 lalu sempat duel memperebutkan kursi RI satu.

Selain Jokowi dan Prabowo, juga muncul nama lain seperti, Gatot Nurmantyo, Anies Basweden, Zulkifli Hasan, Puan Maharani, Muahaimin Iskandar, Agus Yudhoyono, dan Airlangga Hartato.

Dari tokoh-tokoh di atas, lembaga Survei IDM menumkan fakta, bahwa masyarakat khususnya pelaku ekonomi pasar tradisional menginginkan perubahan nyata di tahun 2019 mendatang.

Bahkan dari survei tersebut, ternyata pelaku ekonomi pasar tradisional dan masyarakat rata-rata mengaku kapok telah memilih Jokowi, yang dianggap ingkar janji.

Saat responden diajukan pertanyaan "Apakah pemerintah Jokowi-JK sudah merealisasikan janji kampanyenya dalam membangun ekonomi kerakyatan?". Ternyata 77.3% responden menjawab pemerintahan Jokowi-JK tidak meralisasikan janji mereka untuk membangun ekonomi kerakyatan dan tidak memprioritaskan pasar tradisional sebagaimana janjinya dalam kampanye.

"Sedangkan sebanyak 14.1% menjawab pemerintah Jokowi-JK sudah merealisasikan janjinya, walau belum dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung. Dan sisanya sebesar 8.6% menjawab tidak tahu," ujar Bin Firman Tresnadi selaku Direktur Eksekutif IDM, Minggu (17/12/2017).

Kemudian kata dia, pihaknya juga menanyakan kepada responden soal keadaan ekonomi keluarga selama 3 (tiga) tahun terakhir. Dan hasilnya, Sebanyak 71,8% mengatakan terjadi penurunan ekonomi keluarga, sehingga mereka harus mensiasati dengan cara mengurangi hal-hal yang tidak mendesak, seperti pakaian dan jumlah kebutuhan bahan Pangan yang tidak pokok misalnya susu ,daging ,ikan ,telur  dan berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit karena akan menambah biaya yang harus dikeluarka.

"Sementara itu, 20.7% mengatakan kondisi mereka pas-pasan saja, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari tanpa bisa menyisihkan untuk menabung dan sisanya sebanyak 7.5% mengatakan kondisi ekonomi mereka membaik dan ada peningkatan penghasilan walaupun sedikit bisa untuk ditabung dan kebutuhan sosialita," tandasnya.

Saat ditanya apakah ada peningkatan omzet selama 3 tahun terakhir ini? "Ternyata, sebanyak 81.8% responden mengatakan, keadaan mereka justru mengalami penurunan omzet, karena turunnya pembeli, selain itu para pembeli juga mengurangi belanja mereka, bahkan hampir setengahnya dari kebiasaan mereka berbelanja," tukasnya.

Bahkan dalam temuan survei tersebut, rata-rata omzet mereka turun sebanyak 30% sampai 65 % dari sebelum-sebelumnya. Sedangkan 13.7% responden menjawab omzet mereka tetap dan sisanya sebesar 4.5% mengalami sedikit  peningkatan omzet namun keuntungan minim karena barang dagangan terus naik harga belinya.

Atas dasar temuan di atas, IDM pun menanyakan "Siapakan menurut anda tokoh yang layak menjadi Presiden Indonesia pada 2019 (TOP OF MIND)?"

"Hasilnya, nama Jokowi hanya dipilih 26,30 persen responden, hasil ini tentu jauh lebih kecil dengan Prabowo Subianto yang mendapat suara 44,70 persen responden," tandasnya.

Selanjutnya, nama Gatot Nurmantyo dengan 8,30%, Puan Maharani 3,50 persen, Muhaimin Iskandar 2,10 persen.

"Sementara Zulkifli Hasan mendapat suara 1,40 persen, Anies Basweden 2,30 persen, Agus Yudhoyono 0,80 persen dan Airlangga 4,20 persen, lantas tidak menjawab alias tidak puny pilihan 6,40 persen," bebernya.

Untuk diketahui, pasar tradisional atau pasar rakyat memang menjadi salah satu jantung perekonomian masyarakat. Kedudukan pasar tradisional masih tetap penting dan menyatu dalam kehidupan masyarakat ditengah maraknya belanja online dikota-kota besar di Indonesia.

Masih banyak masyarakat yang membutuhkan pasar tradisional sebagai mata pencarian hidup, karena selain para pedagang di pasar tradisonal ini juga melibatkan tenaga kerja lain seperti buruh angkut, jasa angkutan dan lain-lain. Pasar tradisional juga merupakan pusat komunikasi sosial antar masyarakat, selain tempat untuk melakukan transaksi jual beli sebagai hal utamanya. 

Maka tak heran jika pasar tradisional selalu dijadikan panggung politik oleh para elit politik dalam melakukan kampanyenya, baik dalam Pileg, Pilkada sampai Pillpres.

Bentuk kampanyenya beragam jenis, mulai berselfie ria, berdialog dengan para pedagang ataupun menjanjikan sesuatu tentang pasar tersebut jika terpilih kelak. Bahkan Presiden Jokowi pada kampanye Pilpres 2014 lalu menjanjikan  akan melakukan revitalisasi 5.000 (lima ribu) pasar tradisional agar dapat bersaing dengan pasar modern (mall, hypermarket, supermarket dll) jika terpilih menjadi presiden. 

"Namun ternyata masyarakat mengaku kecewa karena janji Jokowi saat pilpres 2014 tidak terealisasi," tandasnya.

Selain tokoh, Indonesia Development Monitoring (IDM) juga melakukan penelitian melalui survei jajak pendapat terkait hal diatas dengan berdasarkan "Partai Politik" yang bakal mengusung para calon dan bertarung di Pemilu 2019 mendatang.

Dengan pertanyaan, Partai politik mana yang akan saudara pilih pada pemilu 2019? Hasilnya adalah, PDIP hanya mendapat suara 12,40 persen jauh di bawah Gerindra yang mendapat pilihan 21,70 persen responden.

Kemudian disusul Demokrat 10,70 persen, PKB 8,30 persen, Golkar 9,90 persen, PAN 5,30 persen, NasDem 3,10 persen, PKS 5,10 persen, PPP 4,80 persen, Hanura 1,70 persen, Perindo 4,10 persen dan mengaku tidak memilih 12 persen.

Untuk lelaksanan survei ini sendiri, IDM melaksanakannya pada 28 November -10 Desember 2017, dan penelitian ini berlokasi di 33 (tiga puluh tiga) provinsi di Indoensia. 

"Jumlah responden sebanyak 2.180 orang. Para responden pada penelitian ini tersebar secara proposional di 1090  pasar tradisonal yang tersebar di 390  kota/kabupaten.  Data berasal dari laki-laki dan perempuan yang berinteraksi di pasar tradisonal dengan ragam umur dan pendidikan.  Margin of error ± 2,1% pada tingkat kepercayaan 95%," tandasnya.

Adapun metode yang digunakan, penelitian ini menggunakan instrumen data berupa angket. Angket dibuat berdasarkan kebutuhan data yang akan di ekplorasikan dalam penelitian, angket ini bersifat terbuka dan tertutup. "Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner yang sebelumnya sudah dirumuskan oleh  para peneliti," jelasnya. 

"Metode penarikan sampel: Multistage random sampling yaitu teknik sampel dengan berbagai tingkatan secara acak, yang diambil dari individu-individu dengan berbagai tingkatan baik jenis kelamin, usia, pendidikan, dan juga berbagai macam profesi dan tingkatan sosial yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang diselidiki," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/