Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Sepakbola
20 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
21 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
3
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
Sepakbola
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
4
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
Olahraga
20 jam yang lalu
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
5
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
15 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
20 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Diduga Akibat Seminar Sejarah 1965 Dibubarkan, Alasan Massa Kepung Kantor YLBHI

Diduga Akibat Seminar Sejarah 1965 Dibubarkan, Alasan Massa Kepung Kantor YLBHI
Istimewa.
Minggu, 17 September 2017 23:23 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia di jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, dikepung massa pada malam ini, Ahad 17 September 2017.

Masa diduga memprotes seminar soal aksi Asik-Asik di gelar setelah pembubaran Seminar Sejarah 1965 kemarin. 

Pengepungan itu terjadi sekitar pukul 21.30. Massa yang tak diketahui asal muasalnya itu langsung memasuki halaman parkir gedung LBH. Panitia pun langsung menutup pintu masuk dan memalanginya dengan kursi dan meja. Mereka juga memindahkan pengunjung wanita dan orang tua ke lantai 2 dan 3 gedung. 

Ketua Yayasan Lembaha Bantuan Hukum Indonesia, Asfinawati, mengatakan setidaknya ada sekitar 50 massa yang mengepung gedung itu. Polisi yang terlihat berada di depan gedung pun tak membubarkan aksi massa yang disebut menggunakan emblem LBS itu. 

"Mereka mengancam akan menyerbu masuk untuk membubarkan massa yang berkumpul di dalam Gedung YLBHI," ujarnya. 

Panitia seminar, Citra Referandum, menyesalkan tindakan polisi yang tak berani membubarkan massa tersebut. "Panitia menyesalkan polisi tak berdaya menghadapi massa aksi yang tidak memiliki pemberitahuan aksi." 

Sebelumnya polisi juga tak mengeluarkan izin untuk menggelar seminar sejarah yang ingin meluruskan sejarah 1965 Sabtu kemarin.

Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menyatakan bahwa polisi tak memberikan izin karena adanya tekanan dari sekelompok orang yang mengaku dirinya anti PKI. ***

Sumber:Tempo.co
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Hukum, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/