Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
20 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
2
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
20 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
3
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
Olahraga
20 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
4
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
Umum
20 jam yang lalu
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Politik

Hidayat Nur Wahid: Jangan Mendikotomikan ke-Indonesiaan dan ke-Islaman

Hidayat Nur Wahid: Jangan Mendikotomikan ke-Indonesiaan dan ke-Islaman
Istimewa.
Selasa, 18 Juli 2017 23:41 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
BANDUNG - Wakil Ketua MPR Hidayat Nut Wahid menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada kader Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di Aula Pusdai Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/7/2017), dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR yang dikemas dalam bentuk halal bi halal.

"Ini merupakan metode sosialisasi yang baru, yaitu sosialisasi sekaligus halal bi halal. Artinya sosialisasi Empat Pilar MPR RI ternyata bisa dilakukan bersamaan dengan tradisi di masyarakat," kata Hidayat Nur Wahid usai menyampaikan sosialisasi yang diikuti sekitar 400 peserta.

Sosialisasi Empat Pilar MPR tersebut, juga dihadiri Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, KetuaTim Penggerak PKK Jabar Hj Netty Prasetiani Aher, anggota DPR Mardani Ali Sera.

Menurut Hidayat, sosialisasi Empat Pilar MPR RI telah dilakukan dengan berbagai metode seperti dialog, ToT, outbond, melalui seni budaya, lomba cerdas cermat. "Melalui halal bi halal ini sosialisasi Empat Pilar MPR bisa selaras dan tidak terpisah dengan tradisi masyarakat," katanya.

Hidayat Nur Wahid juga mengungkapkan, saat ini masih ada upaya untuk mendikotomi Islam dan ke-Indonesiaan. "Saya menolak adanya pendikotomian itu. Dikotomi itu mungkin karena phobia terhadap Islam dan umat Islam. Seolah-olah umat Islam anti Pancasila, anti-NKRI," katanya

Sebaliknya, dengan adanya dikotomi itu kata dia, ada kalangan Islam merasa seolah-olah (umat) Islam terpisah dari ke-Indonesiaan. Kemudian muncuk istilah thogut, kafir, seolah-olah Indonesia terpisah dari Islam. Kemudian mereka berpikir tentang (ideologi) negara yang lain.

Dalam sosialisasi kepada kader KAMMI ini Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa ke-Indonesiaan adalah juga ke-Islaman. Ini bisa dilihat dari bukti keterlibatan umat Islam dalam perjalanan sejarah Indonesia.

"Indonesia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pemikiran, jihad, pemimpin Islam dan umat Islam," katanya.

Hidayat menyebut peran tokoh Islam seperti Bung Karno, K.H. Wahid Hasyim, K.H. Kahar Muzakar, Agus Salim, Moh Natsir, Ki Bagus Hadikusumo, dan lainnya.

"Mereka menyepakati tentang ke-Indonesiaan kita. Inilah yang perlu disampaikan kepada generasi muda. Karena generasi muda seringkali tidak paham," jelasnya.

Dengan pemahaman ini, lanjut Hidayat, ke depan agar tidak ada lagi pemikiran mendikotomikan ke-Indonesiaan dan ke-Islaman. Hidayat berharap jangan ada upaya mengadu-domba antara umat Islam dan negara. Negara juga jangan mau diprovokasi untuk memusuhi umat Islam, dan sebaliknya umat Islam jangan memusuhi negara.

"Adu domba itu hanya menguntungkan mereka yang anti negara, yaitu kelompok atheis, liberalis, separatis, komunis. Sosialisasi ini menghadirkan bahwa antara ke-Indonesiaan dan ke-Islaman sesungguhnya menyatu," ujarnya.

Sosialisasi Empat Pilar MPR juga ditujukan kepada penyelenggara negara, TNI, Polri. "Jadi jangan hanya rakyatnya saja yang diminta melaksanakan Pancasila, pemerintahnya juga harus melaksanakan Pancasila," ucapnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/