Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Sumatera Barat
22 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Sumatera Barat
21 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
3
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
22 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
4
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
22 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
5
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
22 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
6
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Internasional

Pemerintah China Larang Muslim Uighur Berpuasa dan Shalat Selama Ramadhan

Pemerintah China Larang Muslim Uighur Berpuasa dan Shalat Selama Ramadhan
Muslim Uighur. (republika.co.id)
Minggu, 11 Juni 2017 18:48 WIB
XINJIANG - Pemerintah Xinjiang, Cina, melarang muslim Uighur menjalankan ibadah puasa dan shalat selama Ramadhan.

Untuk memaksa muslim Uighur meninggalkan ibadah puasa dan shalat, pemerintah memerintahkan pejabatnya tinggal di setiap rumah milik muslim Uighur.

Dilansir dari rfa.org, Kamis (8/6), pejabat yang tinggal di setiap keluarga muslim merupakan kader Partai Komunis Cina yang bertugas memantau ibadah mereka selama Ramadhan.

Mereka juga memaksa semua restoran buka dan membatasi akses ke masjid.  Aturan ini dilakukan sejak 26 Mei 2017 hingga 24 Juni 2017, dimana pejabat Cina akan tinggal selama 15 hari untuk memastikan mereka tidak shalat dan puasa.

''Inspeksi dilakukan saat berbuka puasa ketika lampu rumah ada yang menyala, begitulan cara kita melakukan patroli dan inspeksi,'' ujar seorang polisi di Kota Hotan.

Setiap 10 pejabat nantinya akan melapor ke pejabat yang lebih tinggi terkait pemantauannya. Mereka juga tinggal di rumah petani untuk menanyakan pandangan ideologis mereka.

Seorang petani asal Qunqash Hotan mengatakan kader Partai komunis sudah tinggal di desanya sejak sehari sebelum puasa Ramadhan dimulai.

''Mereka akan berada di sini selama 15 hari dan akan terus menerus melarang berpuasa," kata petani tersebut.

Selain itu, pemerintah juga memaksa kader Uigur, pegawai negeri, dan pensiunan pemerintah yang meminta uang pensiun untuk menandatangani dokumen bahwa berjanji untuk tidak berpuasa dan shalat selama Ramadhan. Seolah-olah memberi contoh kepada muslim Uigur kepada masyarakat.

Mereka yang menandatangani dokumen juga bertanggung jawab untuk memastikan tidak ada teman dan keluarga yang berpuasa dan shalat.

''Sebagian besar isi surat sama seperti tahun lalu. Namun, tahun ini kita diharuskan memantau keluarga kita, tetangga, dan keluarga menjadi tanggung jawab kita serta membujuk mereka untuk tidak berpuasa,'' ujar perwira pembantu di Kota Hotan.

Seorang mahasiswa pascasarjana Uigur mengatakan ayahnya seorng pegawai negeri di Xinjiang juga menandatangani dokumen tersebut.

Padahal kakeknya, merupakan orang yang shaleh. Dia sudah pergi haji dan selalu memerintahkan untuk menjalankan agama seperti shalat, puasa, dan menyemarakkan Ramadhan.

Tetapi kali ini ayahnya tidak hanya diminta tak berpuasa, tetapi juga meminta kakek dan neneknya tidak berpuasa karena menandatangani surat pertanggungjawaban tersebut.***   

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/