Home  /  Berita  /  Pemerintahan
Laporan Khusus World Press Freedom Day 2017

Wapres: Kebebasan Pers Bukan Hanya Sekedar Bebas

Wapres: Kebebasan Pers Bukan Hanya Sekedar Bebas
Wapres Jusuf Kalla saat membuka peringatan hari Pers internasional di JCC. (Ismail/GoNews.co)
Rabu, 03 Mei 2017 14:59 WIB
Penulis: Ismail
JAKARTA - Kebebasan pers bukan hanya sekedar bebas, tapi bagaimana pers membangun negeri dan bertanggung jawab secara etika. Kebebasan yang berkeadilan dan kedamaian, tidak menimbulkan konflik dan mengadu domba masyarakat.

 "Media memberikan informasi, sehingga kemiskinan dan kesenjangaan di masyarakat dapat diatasi. Manfaatkan kebebasan pers untuk kepentingan masyarakat dan media mensensor dirinya sendiri untuk keadilan dan persatuan," ujar Wakil Presiden Jusuf Kala pada acara peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia di Balai Sidang Jakarta, Rabu (3/5/2017). 

Dipaparkan Wapres, media arus utama harus memanfaatkan kebebadan pers untuk kebaikan bersama, tidak memecah belah. "Pemerintah butuh kritik dan pandangan kritis dari media. Pemerintah menjamin independensi media, tapi media juga harus menjaga indepedensinya untuk persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Wapres.

Pada kesempatan itu, Yusuf Kalla juga menyampaikan terima kasih kepada Unesco yang telah mempercayakan Indonesia sebagai tuan rumah World Press Freedom Day 2017. Dan menurut Wapres, kebebesan pers sangat dihargai dan dilindungi di Indonesia.

Sementara Direktur Jenderal Unesco, Irine Bokova, Unesco bersama Indonesia akan menegakkan hak-hak kebebasan guna memperkuat pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan

 Menurutnya, bisnis media sudah diguncang oleh teknologi digital dan aktornya serta citizen jurnalisme.  Berita hoax juga menggangu jurnalisme profesional. Namun ia percaya media arus utama akan mampu menangkalnya melalui jurnalisme yang berkualitas.

"Unesco mendapat mandat dari PBB untuk mengkampanyekan kebebasan pers. Unesco konsen memperjuangkan hak-hak wartawan yang mendapat kekarasan atau dibunuh. Melawan imunitas terhadap wartawan  dan melawan ketidakadilan terhadap wartawan dalam menciptakan masyarakat yang damai dan berkeadilan," ujarnya.

Ditambahkan Irine, Unesco juga konsen melakukan pelatihan jurnalistik guna melahirkan jurnalis yang berkualitas dan menjaga indepedensi, seperti yang telah dilakukan di beberapa negara. Di samping itu, menurut Irine, media yang independen sangat krusial sekali.

Puncak peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia di Balai Sidang Jakarta dihadiri mantan Presiden Timor Leste dan peraih Nobel tahun 2006 Xanana Gusmao, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Menkopolhukam Wiranto, Menkominfo Rudiantara, Mendikbud Muhadjir Effendy, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo dan 1.300 jurnalis dalam dan luar negeri. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Pemerintahan, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/