Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
22 jam yang lalu
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
2
Pelatih Madura United Senang Strateginya Berjalan Baik
Olahraga
22 jam yang lalu
Pelatih Madura United Senang Strateginya Berjalan Baik
3
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
Olahraga
22 jam yang lalu
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
4
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Olahraga
22 jam yang lalu
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
5
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
Sepakbola
22 jam yang lalu
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
6
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
Umum
15 jam yang lalu
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Internasional

Siswa dan Siswi Muslim Dipisah dalam Bus Sekolah, PM Swedia Sebut Tindakan Tercela

Siswa dan Siswi Muslim Dipisah dalam Bus Sekolah, PM Swedia Sebut Tindakan Tercela
Perdana Menteri Swedia Stefan Löfven. (republika.co.id)
Minggu, 09 April 2017 09:21 WIB
STOCKHOLM - Perdana Menteri Swedia Stefan Löfven marah dengan kebijakan sekolah Muslim di Swedia yang memisahkan siswa perempuan dan laki-laki dalam bus sekolah.

Peristiwa ini diketahui setelah salah seorang penyiar televisi swasta merekam siswa sekolah dasar di Stockholm yang dikelola Al-Azhar, dimana anak laki-laki terlihat memasuki kendaraan dari depan dan anak perempuan dari belakang.

''Saya rasa ini adalah tindakan tercela. Ini tidak menggambarkan identitas Swedia,'' ujar Perdana Menteri Stefan Löfven seperti dilansir dari laman Independent.

Menurut Stefan Löfven, di Swedia semua siswa menggunakan bus sekolah secara bersama. Tidak peduli apakah ia seorang gadis atau anak laki-laki, wanita atau pria.

Wakil kepala sekolah, Roger Lindquist mengatakan peristiwa ini adalah sebuah kesalahan. Ia menjelaskan kebijakan tersebut bukanlah kebijakan dari manajemen sekolah. ''Setelah melihat videonya, tentu saja saya dan kepala sekolah tidak mendukung,'' katanya.

Sebelumnya, pihak sekolah juga pernah dikritik pada 2016 setelah guru sepakat untuk memisahkan siswa laki-laki dan perempuan dalam pelajaran olahraga.

Pemisahan ini memicu kemarahan. Menteri pendidikan negara itu langsung mengambil tindakan dengan melarang adanya pemisahan bagi anak laki-laki dan perempuan di dalam sebuah kelas.

Meskipun tidak ada statistik resmi Muslim di Swedia, namun diperkirakan jumlah Muslim di Swedia sebanyak 250 ribu orang pada tahun 2000.

Pew Research Center memperkirakan jumlah Muslim di Swedia sebanyak 451 ribu atau 4,9 persen dari total penduduk pada tahun 2010. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 993 ribu atau 9,9 persen dari total penduduk pada tahun 2030. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/