Home  /  Berita  /  GoNews Group

Tiga Hari Tembak-tembakan di Meranti, Rp60 Miliar Menanti

Tiga Hari Tembak-tembakan di Meranti, Rp60 Miliar Menanti
Tradisi festival perang air di Selatpanjang. (istimewa)
Selasa, 31 Januari 2017 11:23 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
PEKANBARU - Secara resmi hari ini, Selasa (31/1/2017), "Perang" Air di Selatpanjang, Kabupaten Meranti, Riau, dibuka dibuka, setelah tiga hari sebelumnya berlangsung cukup meriah.

Helat yang mengundang perhatian wisatawan domestik dan manca negara ini, untuk tiga hari kedepan diperkirakan uang yang beredar selama tiga hari bisa mencapai Rp 60 miliar. Angka uang ini masih bisa didulang lagi jika berbagai kegiatan dilaksanakan dengan dibarengi gencarnya promosi.

Musim menyambut tahun baru Cina atau Imlek sudah diambang pintu, berbagai perayaan dikemas untuk mermaiakannya. Di Riau sendiri, dalam empat tahun belakangan ini, perhatian masyarakat akan tertuju pada ivent tahunan Perang Air yang kini sudah membudaya baik etnis Tionghoa dan masyarakat di Selatpanjang pada umumnya.

Pada tahun 2016 lalu, jumlah wisatawan manca negara dan domestik yang berkunjung ke Selatpanjang untuk menyaksikan Perang Air mencapai angka 15 ribu orang. Untuk tahun 2017 ini, setelah melakukan berbagai promosi dan sedikit mengubah teknis Perang Air, diharapkan bisa mendatangkan 20 ribu pelancong beranjak ke ibu kota kabupaten terbungsu di Riau ini.

Target 20 ribu wisatawan itu, sangat optimis dirasakan Ketua Pelaksana Perang Air, Raden Uyung Permadi Salis.

"Secara seremonial Perang Air ini baru dilaksanakan pada hari ini, Selasa, 31 Januari 2017. Namun, pihak panitia sudah memulainya tiga hari sebelumnya atau pada hari pertama Imlek, 28 Januari 2017," ungkapnya.

Di hari pertama dari enam hari Perang Air yang akan dilaksanakan, 250 becak dan 30 unit sepeda motor sudah terlibat Perang Air.

Setiap becak paling sedikit membawa empat orang penumpang sedangkan pengendara sepeda motor selalu berboncengan. "Sehingga dalam hitungan kasar Uyung bersama pihak Kepolisian Polres Meranti, paling tidak pada hari pertama Perang Air sekitar tiga ribu orang terlibat. Sedangkan pada tahun sebelumnya, hari pertama Perang Air, paling banyak 1.500 orang yang menjadi perserta Perang Air," paparnya,

Hanya saja kata dia, pada hari pertama Perang Air hingga tiga hari kedepan yang ikut Perang Air pada umumnya masyarakat tempatan dan wisatawan domestik. Beda pada pelaksanaan Perang Air pada hari ke empat dan ke enam, selain pelancong domestik pelancong manca negara juga ikut terlibat, terutama mereka yang berasal sari Singapura, Malaysia, Thailand, Cina dan Autralia.

"Target kita selama tiga hari, dimulai tanggal 31 Januari hingga sampai 2 Februari 2017, peserta Perang Air mencapai 20 ribu orang, baik itu perserta domestik maupun manca negara," kata Uyung yang juga menjabat sebaga ketua PHRI Kabupaten Kepulauan Meranti.

Para pelancong yang datang menyaksikan dan terlibat langsung Perang Air tersebut, pasti bisa tertampung lantaran saat ini, menjelang Imlek, sudah berdiri lagi tiga hotel baru di Selatpanjang.

Meskipun demikian, Uyung tak berani jamin jika pelancong yang ingin datang ke Selatpanjang pada 31 Januari mendatang bisa dapat kamar. Sebab, para pelancong yang ingin menyaksikan Perang Air sudah jauh hari membooking kamar hotel, bahkan di Hotel Grand Meranti yang dikelola Uyung, sejak tahun 2016 lalu sudah 20 persen kamar hotelnya dibooking. Dan mereka ini bayar dimuka.

Selama tiga hari terakhir Perang Air, Uyung dan Plt Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kepulauan Meranti, Haji Ismail Arsyad, segendang dan sepenari, memperkirakan uang yang bakal beredar di Selatpanjang mencapai Rp60 miliar. "Hitung-hitungan kasarnya, seorang pelancong akan menghabiskan uang sebesar Rp 3 juta dalam tiga hari. Kemudian dikalikan 20 ribu pelancong yang datang sehingga diperoleh angka Rp 60 miliar," tambahnya.

Angka uang yang beredar itu, kata Haji Mail, bisa didulang lagi jika gencar dilakukan promosi sehingga jumlah pelancong yang datang semakin bertambah.

Dalam upaya menggoda pelancong domestik dan manca negara untuk datang pada Perang Air, helat tahunan ini, pada 2017 sudah masuk dalam kelender wisata Riau. Selain itu, juga didorong agar masuk dalam kelender Kementerian Pariwisata. 

  Seiring dengan hal itu, berbagai perbaikan mengenai teknis perang air terus disempurnakan sehingga dikemas lebih menarik lagi. Jika selama ini peserta boleh mengunakan wadah apa saja untuk ''menyerang'' lawannya dengan air, maka tahun 2017 ini hanya dibolehkan  menggunakan pistol air saja.

Kemudian, waktu pelaksanaan hanya dua saja dimulai dari pukul 16.00 WIB hingg pukul 18.00 WIB. Tidak boleh lebih dari itu, sebab bisa menganggu warga lain yang hendak melakukan ibadah.  Perbaikan lain yang patut dilakukan, sambung Haji Mail, setiap jalan yang menjadi rute bagi peserta Perang Air ini harus dihiasi sehingga menjadi perhatian bagi pelancong.

"Misalnya, selain berderet lampion di rumah atau toko yang dilintasi peserta Perang Air, rumah dan toko itu juga dicat sedemikian rupa hingga terlihat warna-warninya. Jika semua ini sudah sempurna dibuat, tinggal ''menjemput'' kreatifitas warga untuk menambah pendapatanya," katanya.

Moment Perang Air ini, kata Haji Mail, sepenuhnya belum dimanfaatkan warga tempatan. Jikapun ada, baru Komunitas Tual Sagu yang melakukannya dan ini dibawah binaannya sendiri. "Komunitas ini menjual berbagai souvenir dari uyung sagu, dan menjual berbagai macam kue mueh yang berbahan sagu. Sebenarnya, jika warga kreatif kita siap membinanya sehingga  pelancong yang merayakan Perang Air ini terkesan dan ada kenangan yang bisa dia bawa pulang. Tentunya, selain hal ini menambah kantong pendapatan warga juga mengundang pelancong lainnya untuk datang ke Meranti," ungkap Haji Mail. 

Secara terpisah, Kadis Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman, mengatakan, helat tahunan in menjadi perhatian khusus bagi pemprov karena unik dan hanya dilakukan dua negara, yakni Indonsia dan Thailand. Fahmi juga juga menyebutkan, bahwa perang air ini bukanlah ritual keagamaan tapi kebiasaan masyarakat, terutama di daerah pesisir.

"Kegiatan pariwisata ini kita harapan menjadi pendapatan baru bagi daerah dan ini harus dipertahankan. Sebab, hasil dari ivent ini langsung dirasakan masyakat," ucap Fahmizal. (*/dnl)

Kategori:GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/