Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Sumatera Barat
19 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Sumatera Barat
18 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
3
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
18 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
4
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
18 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
5
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
18 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
6
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Banyak yang Ingin Berhenti Merokok Tapi Gagal, Ternyata Ini Rahasianya...

Banyak yang Ingin Berhenti Merokok Tapi Gagal, Ternyata Ini Rahasianya...
ilustrasi
Minggu, 29 Januari 2017 07:08 WIB

BAGI orang yang kecanduan rokok, seakan menjadi sebuah jebakan bagi mereka yang ingin keluar dari perangkap. Tak sedikit perokok yang ingin berusaha berhenti merokok, tapi tingkat keberhasilan mereka cenderung rendah.

Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), Ketua Divisi Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan dari RSUP Persahabatan, mengatakan bahwa 50 - 70 persen para perokok ingin berhenti merokok. Kenyataannya, hanya 5 persen yang bisa berhenti.

"Kesulitan berhenti merokok terjadi karena aspek dari penggunanya, sulit karena ada aspek ketagihan. Perokok juga merasa tak ada yang bisa membantu untuk berhenti," jelas dr Agus di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017).

Untuk berhenti merokok, dr Agus menambahkan, perokok membutuhkan motivasi. Sayangnya, adiksi dan aspek sosial kurang mendukung mereka melakukannya.

Ia menjelaskan, menilik tentang teori adiksi (ketagihan), efek dari rokok akan diterima reseptor di otak dan melepaskan dopamin dan merasa nyaman. Inilah yang membuat mereka tak jera untuk berhenti menghisap tembakau.

"Selain itu, rokok dapat menekan nafsu makan dan menekan stres. Perokok merasa punya daya pikir yang lebih tinggi, ketika mereka merokok," terangnya.

Memang beberapa orang berhasil berhenti merokok. Ada beberapa gejala putus nikotin yang begitu dirasakan oleh para perokok. Misalnya, timbul rasa tidak nyaman, nafsu makan meningkat, susah tidur, maupun cemas.

Menurut dr Agus, perilaku merokok biasanya timbul ketika mereka sedang menunggu, duduk atau bosan. Tantangan terberat, mereka perlu mengubah perilaku ini.

Biasanya, perokok yang betul ingin berhenti merokok bisa mendapatkan konseling di rumah sakit. Namun, tingkat keberhasilannya kembali kepada diri mereka sendiri. Apakah dirinya memiliki motivasi yang kuat atau tidak untuk berhenti.

"Orang (perokok) yang sudah diberikan konseling, tetapi enggak ada motivasi, hanya 30 persen keberhasilannya. Sementara mereka yang memiliki motivasi 70 persen keberhasilannya," pungkas dr Agus.(okz)

Editor:Arie RF
Sumber:okezone.com
Kategori:GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/