Home  /  Berita  /  GoNews Group

Lompat dari Kapal Zahro Express yang Terbakar, Wanita Hamil 5 Bulan Selamat

Lompat dari Kapal Zahro Express yang Terbakar, Wanita Hamil 5 Bulan Selamat
Kondisi kapal penumpang Zahro Express yang terbakar di Muara Angke, Jakarta Barat, Minggu (01/01/2017). Kapal ini terbakar saat menuju Pulau Tidung pada Minggu pagi dan menyebabkan sejumlah korban meninggal dunia.
Senin, 02 Januari 2017 20:08 WIB
JAKARTA - Dwi Putri (23), seorang penumpang wanita di Kapal Zahro Express yang selamat dari kobaran api, tidak berhenti mengucapkan rasa syukurnya karena selamat dari maut. Warga Pulau Tidung, Kepulauan Seribu yang tengah mengandung lima bulan ini.

Ia mengatakan ketika kapal Zahro Express terbakar di perairan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Senin (1/1/2017), ia bersama suaminya, Andi (25), sontak melompat dari atas kapal tanpa pelampung, dan diketahui mengapung selama setengah jam.

"Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, kebakaran Kapal Zahro Express itu. Di tengah laut saya sama suami saya itu nekat melompat dari lantai II kapal Zahro Express, saat kejadian," ujarnya.

"Saya dan suami nekat melompat tanpa pelampung. Kondisi saya ini, dalam keadaan hamil padahal. Ada setengah jam saya dan suami mengapung di laut," katanya saat dihubungi.

Ia menceritakan, suaminya sampai saat ini pun masih shock atas kejadian yang menimpa mereka.

Walau ia serta suaminya tak mengalami luka serius, tapi teriakan histeris para penumpang cukup membuatnya trauma.

"Alhamdulillah, dan benar-benar mukjizat datang ke saya dan suami saya. Batin saya itu benar-benar sedih betul dan takut, sebab tepat di mata kepala saya sendiri saya melihat di bagian dalam api berkobar, orang yang terbakar bagian dalam kapal itu teriak histeris minta tolong," paparnya.

Berawal ketika dirinya ingin ke Pulau Tidung, menumpang di kapalZahro Express sudah merasakan tidak nyaman.

Ia mengaku, saat masuk ke dalam kapal mencium bau panas mesin dan gosong seperti ada benda terbakar.

"Sebelum kapal itu melaut, perasaan saya itu sudah sangat tidak enak. Saya mencium bau bensin, bau gosong bahkan bau anyir panas mesin. Berhubung kapal itu kapal terakhir terpaksa saya naik," ujarnya.

"Bau aneh itu saya hiraukan karena saya harus balik ke Pulau. Setelah melepas tali jangkar, itu kapal akhirnya bergerak dari pelabuhan. Kisaran 15 menit, kapal itu mengeluarkan asap. Itu semua (penumpang) panik dan semakin panik, ketika melihat salah satu Anak Buah Kapal (ABK) bernama Rosid langsung melompat dari kapal," kata Dwi.

Ia mengatakan, melihat asap semakin mengepul tebal dan banyak ABK Kapal Zahro Express melompat ke laut, dalam kapal pun diselimuti kepanikan para penumpang.

"Para penumpang panik, ada yang berlarian menuju pintu depankapal. Karena ada yang teriak melihat ada percikan api di dekat mesin kapal. Api cepat menyambar ke seluruh badan kapal dan semakin membesar," ujarnya.

Masih kata Dwi, seluruh penumpang berlarian dan berdesak-desakan menyelamatkan diri. Ada sebagian penumpang sampai adu jotos karena berebut di pintu bagian depan.

"Karena dibelakang api sudah besar ya dan saya bersama suami, kebetulan posisinya ada di lantai II. Itu lantai II (ubin) sudah panas dan muncul api. Saya dan suami langsung lompat tanpa pelampung," katanya.

Ia mengatakan ketika ia dan suamianya mengapung di laut sudah pasrah. Dwi yang saat itu mengapung di laut hanya menyebut nama Allah SWT.

"Suami saya disitu berusaha mencari alat apapun, sebagai penyangga (pelampung) agar kita tidak kelelahan ketika di laut. Kebetulan ada teman saya mencari saya, hingga saya dan suami menggunakan pelampung teman saya. Ya saya dan suami saya itu berenang ke Pelabuhan Kaliadem, dan diperkirakan ratusan meter jauhnya. beruntung, ada kapal pengangkut samsetelah itu adakapal kebersihan yang tiba nolongin kami semua," ucapnya.

Kurangi Kapasitas Penumpang

Tak ingin mengambil rIsiko, sejumlah pemilik kapal tradisional di Pelabuhan Kaliadem ingin mengurangi total penumpang. Hal itu, berkaca dari tragedi Kapal KM Zahro Express.

"Saya enggak mau ambil rIsiko. Kejadian kemarin itu telah menjadi pelajaran buat kami semua. Setidaknya, bisa lebih hati-hati lagi. Walaupun wisatawan membludak, mau tidak mau kurangi kapasitas penumpangnya," ungkap Ibrahim (33), pemilik KM Sinar Laut rute Pulau Pramuka-Kaliadem.

Ia mengatakan, penumpang harus disesuaikan sesuai data manifest yang ada.

"Jika tidak masuk ke daftar manifest, penumpang tersebut tidak akan diperbolehkan naik ke kapal. Penumpang nekat mau bayar mahal, kami enggak mau. Karena, kebanyakan penumpang itu keras kepala. Daftar manifest itu, memang sangat penting karena biar tahu total penumpangnya ada berapa," katanya

Sementara itu, Bupati Kepulauan Seribu, Budi Utomo, juga mengimbau ke seluruh pemilik kapal, baik nahkoda kapal dan ABK, untuk mewaspadai muatan kapal yang melebihi kapasitas.

"Kalau muatannya sudah penuh jangan bilang masih muat penumpang. Ini bisa menimbulkan bahaya bagi pelayaran di laut. Kecelakaan KM Zahro Ekpres yang terjadi kemarin, sudah menjadi peringatan dan pelajaran. Kewaspadaan di bagian pengelola jasa pelayaran untuk memaksakan kalau sudah penuh jangan dipaksa dipenuhin lagi," papar Budi. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:tribunnews.com
Kategori:GoNews Group, Umum, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/