Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
19 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
19 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
19 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
4 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
5
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
5 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
6
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
3 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Mau Blokir Google, Apakah Indonesia Bisa Berani Seperti China?

Mau Blokir Google, Apakah Indonesia Bisa Berani Seperti China?
ilustrasi
Senin, 26 Desember 2016 21:19 WIB
JAKARTA - Chairman lembaga riset keamanan cyber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan, di banyak negara terutama Eropa, Google juga dihadapkan pada masalah pajak.

Dia menjelaskan, pemerintah Italia dan Inggris juga mengupayakan pembayaran pajak yang pantas. Google banyak meraih untung dari iklan dan trafik internet yang tinggi, sehingga ikut menaikkan nilai perusahaan.

Menurut data dari Forbes, Google berada di peringkat dua sebagai perusahaan paling bernilai tahun 2016 dengan nilai merek mencapai USD 82,5 miliar dan jumlah pendapatan mencapai USD 68,5 miliar. Peringkat pertama masih diduduki oleh Apple.

“Dengan masalah pajak Google dan juga raksasa lain seperti Facebook, tentu pemerintah sudah tahu apa langkah strategis ke depan," jelasnya, Senin (26/12).

Salah satu caranya, lanjut Pratama, adalah membangun layanan internet buatan lokal. "Ada email, media sosial, layanan video, instant messaging, cloud dan masih banyak lagi,” jelas mantan pejabat Lembaga Sandi Negara ini.

Pratama menambahkan, membangun layanan internet lokal sebenarnya tidak serumit seperti membangun industri lainnya. Yang paling penting adalah keberpihakan pemerintah dalam hal dukungan regulasi dan modal.

Sehingga masyarakat secara bertahap bisa mengurangi ketergantunan akan layanan asing seperti Google. "Indonesia bisa meniru langkah China yang memblokir Google," tegasnya.

Namun juga harus melihat, keberanian tersebut dilakukan karena China sudah menyiapkan layanan serupa seperti Weibo, QQ dan Baidu. "Indonesia jelas bisa, apalagi dipantik dengan sentimen nasionalisme dan dukungan layanan yang ramah pemakai lokal, saya yakin berhasil,” paparnya.

Pratama berharap dengan kondisi masyarakat Indonesia banyak yang memakai layanan internet lokal, pemerintah bisa bertindak tegas terhadap pelanggaran pajak serupa Google saat ini. (jpnn)

Editor:Arie RF
Sumber:jpnn.com
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/