Home  /  Berita  /  GoNews Group

Wakil Ketua MPR: Tantangan Global, Energi dan Intervensi Asing

Wakil Ketua MPR: Tantangan Global, Energi dan Intervensi Asing
Foto: dok MPR.
Kamis, 08 Desember 2016 14:29 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Saat menjadi pemateri Sosialisasi Empat Pilar di Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, 8 Desember 2016. Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan mengatakan jumlah penduduk bumi dari waktu ke waktu semakin bertambah, limapuluh tahun yang lalu jumlah penduduk 5 miliar jiwa, namun sekarang ini sudah mencapai 7 miliar.

"Semakin banyak orang di bumi, ini menandakan adanya peningkatan yang luar biasa," ujarnya.

Dengan bertambahnya penduduk bumi maka kebutuhan semakin banyak. kebutuhan akan air, energi, dan pangan semakin ketat. "Disinilah terjadi persaingan memperebutkan ketiga hal tersebut terutama pangan dan energi. Pangan dan energi sangat strategis dan inilah yang menjadi problem kita semua," paparnya.

Meski demikian, Mangindaan optimis memandang ke depan. menurutnya kuncinya adalah pada ilmu pengetahuan dan teknologi, dikatakannya, dengan ilmu, jumlah panen padi bisa ditingkatkan sampai puluhan ton. "Ilmu pengetahuan bisa mengatasi kebutuhan pangan," ujarnya.

Dalam soal energi, perebutan akan semakin ketat, dicontohkan semua kendaraan membutuhkan energi, banyaknya kendaraan membuat energi semakin banyak dibutuhkan. "Banyak orang memperebutkan energi, meski demikian, kita juga optimis masalah itu bisa diatasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut," tukasnya.

Globalisasi menurut Mangindaan, juga menjadi tantangan bangsa, globalisasi bisa mengintervensi bangsa Indonesia. Dalam era globalisasi pihak asing akan mempengaruhi perumusan kebijakan dalam negeri.

Mangindaan menceritakan pengalamannya saat menjadi Menteri Perhubungan bagaimana saat dirinya hendak menyusun kebijakan perhubungan. Adanya Asean juga membuat dirinya berpikir bagaimana kebijakan itu juga menyentuh masalah hubungan antarbangsa itu. 

Dalam globalisasi ini menurut Mangindaan, kita tak boleh hanya memandang ke dalam namun juga harus memandang keluar. "Pengaruh global harus kita perhitungkan dalam perumusan," ujarnya.

Dicontohkan sebagai kawasan ekonomi khusus, Bitung, Sulawesi Utara, memang dipersiapkan untuk menghadapi Abad Pasifik. "Untuk itu perencanaan Bitung harus berwawasan global," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/